Cari Blog Ini

Senin, 20 September 2010

menjadilah Perempuan Pilihan

Berbahagialah engkau duhai para perempuan. Kalian tercipta begitu rupa, indah melebihi segala pemandangan yang ada. Ini adalah anugerah Tuhan yang harus kalian jaga, biarkan yang berhak saja yang kan tenggelam dalam berjuta pesonanya.


Duhai para perempuan. Kau adalah perhiasan terindah dunia, perhiasan dengan pemaknaan yang berbeda. Berhati-hatilah dari kesalahan persepsi yang ada. Karena bisa jadi, kalian dianggap sama selayaknya emas dan permata. Dijual, dibeli dan dipamerkan di depan berjuta pasang mata.


Duhai para perempuan. Setiap inci tubuhmu mengandung pesona. Jangan biarkan kau hamburkan di pasaran. Lalu setiap tatapan bermanja, banyak tangan menjamahnya, dan bahkan banyak bibir menciuminya. Karena yang kan tersisa, adalah keterpurukan bermahkotakan luka.


Duhai para perempuan. Jangan biarkan umpan rahwana melenakanmu. Tetaplah waspada akan tipu daya. Jangan biarkan mekar segarmu segera layu, pada musim yang tak semestinya. Ada cinta di sana yang kan menjagamu. Dan kau harus sampai padanya dengan tepat waktu. Biarkan Tuhan memapahmu, seiring ikhtiar dan keyakinanmu.


Duhai para perempuan. Untukmu yang baik lelaki baik. Percayalah itu. Maka jaga dirimu, jaga hatimu. Pasrahkan dirimu kelak pada mata yang tertunduk saat dia belum berhak. Pasrahkan pada tangan yang berusaha tak meraba sebelum waktunya. Pasrahkan pada lelaki yang bisa menjagamu, menjaga kehormatanmu dan mampu membawamu ke surga.


Duhai para perempuan. Aku sampaikan ini dengan tulus, sebagai bukti atas cintaku padamu (kaum hawa). Karena kutahu sebenarnya, banyak dari kalian yang teramat rapuh dan mudah terayu, oleh para pemain cinta.


Ini karena, masih banyak generasi harapan yang kan lahir dari rahim kalian duhai para perempuan. Dan biarkan generasi itu jauh lebih baik dari kita. Maka, tetaplah menjadi perempuan tangguh, perempuan tanpa keluh meski bermandi peluh. Perempuan yang tak mudah luluh oleh rayuan hati-hati yang keruh.

Sabtu, 18 September 2010

kepada yg TERCINTA, BUNDAKU SAYANG

Segala puji bagi Allah… yg telah memuliakan kedudukan kedua orang tua, dan telah menjadikan mereka berdua sebagai pintu tengah menuju surga.
Shalawat serta salam hamba -yg lemah ini- panjatkan keharibaan Nabi yg mulia, keluarga serta para sahabatnya hingga hari kiamat. Amin…
Ibu…
Aku terima suratmu yg engkau tulis dg tetesan air mata dan duka… aku telah membaca semuanya… tidak ada satu huruf pun yg aku sisakan.
Tapi tahukah engkau, wahai Ibu… bahwa aku membacanya semenjak shalat Isya’… Semenjak sholat isya’… aku duduk di pintu kamar, aku buka surat yg engkau tuliskan untukku… dan aku baru selesaikan membacanya setelah ayam berkokok… setelah fajar terbit dan adzan pertama telah dikumandangkan…
Sebenarnya, surat yg engkau tulis tersebut, jika ditaruhkan di atas batu, tentu ia akan pecah… Jika engkau letakkan di atas daun yg hijau, tentu dia akan kering…
Sebenarnya, surat yg engkau tulis tersebut tidak akan tertelan oleh ayam… Sebenarnya, wahai ibu, suratmu itu bagiku bagaikan petir kemurkaan, yg jika dipecutkan ke pohon yg besar, dia akan rebah dan terbakar…
Suratmu wahai ibu, bagaikan awan Kaum Tsamud, yg datang berarak dan telah siap dimuntahkan kepadaku…
Ibu…
Aku telah baca suratmu, sedangkan air mataku tidak pernah berhenti!! Bagaimana tidak… Jika surat itu ditulis oleh seorang yg bukan ibu dan bukan ditujukan pula kepadaku, layaklah orang yg paling bebal, untuk menangis sejadi-jadinya… Bagaimana kiranya, jika yg menulis itu adalah ibuku sendiri… dan surat itu ditujukan untukku sendiri…
Sungguh aku sering membaca kisah sedih, tidak terasa bantal yg dijadikan tempat bersandar telah basah karena air mata… Bagaimana pula dg surat yg ibu tulis itu!? bukan cerita yg ibu karang, atau sebuah drama yg ibu perankan, akan tetapi dia adalah kenyataan hidup yg ibu rasakan.
Ibuku yg kusayangi…
Sungguh berat cobaanmu… sungguh malang penderitaanmu… semua yg engkau telah sebutkan benar adanya…
Aku masih ingat ketika engkau ditinggalkan ayah pada masa engkau hamil tua mengandung adikku. Ayah pergi entah kemana tanpa meninggalkan uang belanja, jadilah engkau mencari apa yg dapat dimasak di sekitar rumah dari dedaunan dan tumbuhan.
Dg jalan berat engkau melangkah ke kedai untuk membeli ala kadarnya, sambil engkau membisikkan kepada penjual bahwa apa yg engkau ambil tersebut adalah hutang… hutang… yg engkau sendiri tidak tahu, kapan engkau akan dapat melunasinya…
Ibu…
Aku masih ingat ketika kami anak-anakmu menangis untuk dibuatkan makanan, engkau tiba-tiba menggapai atap dapur untuk mengambil kerak nasi yg telah lama engkau jemur dan keringkan…
Tidak jarang pula engkau simpan untukku sepulang sekolah tumbung kelapa, hanya untuk melihat aku mengambilnya dg segera.
Aku masih ingat… engkau sengaja ambilkan air didih dari nasi yg sedang dimasak, ketika engkau temukan aku dalam keadaan sakit demam.
Ibu…
maafkanlah anakmu ini… aku tahu bahwa semenjak engkau gadis, sebagaimana yg diceritakan oleh nenek sampai engkau telah tua seperti sekarang ini, engkau belum pernah mengecap kebahagiaan.
Duniamu hanya rumah serta halamannya, kehidupanmu hanya dg anak-anakmu… Belum pernah aku melihat engkau tertawa bahagia, kecuali ketika kami anak-anakmu datang ziarah kepadamu. Selain dari itu, tidak ada kebahagiaan… Semua hidupmu adalah perjuangan. Semua hari-harimu adalah pengorbanan
Ibu…
Maafkan anakmu ini! Semenjak engkau pilihkan untukku seorang istri, wanita yg telah engkau puji sifat dan akhlaknya… yg engkau telah sanjung pula suku dan negerinya! Semenjak itu pula aku seakan-akan lupa deganmu…
Wahai ibu…
Keberadaan dia sebagai istriku telah membuatku lupa posisi engkau sebagai ibuku… senyuman dan sapaannya telah melupakanku dg himbauanmu.
Ibu… aku tidak menyalahkan wanita pilihanmu tersebut, karena kewajibannya untuk menunaikan tanggung-jawabnya sebagai istri… Aku berharap pada permasalahan ini, engkau tidak membawa-bawa namanya, dan mengaitkan kedurhakaanku kepadamu karenanya… Karena selama ini, di mataku dia adalah istri yg baik, istri yg telah berupaya berbuat banyak untuk suami dan anak-anaknya… Istri yg selalu menyuruh untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua.
Ibu…
Ketika seorang laki-laki menikah dg seorang wanita, maka seolah-olah dia telah mendapatkan permainan baru, seperti anak kecil mendapatkan boneka atau orang-orangan. Maafkan aku ibu…
Aku tidaklah membela diriku, karena dari awal dan akhir pembicaraan ini kesalahan ada padaku, anakmu ini… Akan tetapi aku ingin menerangkan keadaan yg aku alami, perubahan suasana setelah engkau dan aku berpisah, tidak satu atap lagi…
Ibu…
Perkawinanku membuatku masuk ke alam dunia baru… dunia yg selama ini tidak pernah aku kenal… dunia yg hanya ada aku, istri dan anak-anakku… Bagaimana tidak, istri yg baik, anak-anak yg lucu-lucu! Maafkan aku Ibu… Maafkan aku anakmu… aku merasa dunia hanya milik kami, aku tidak peduli dg keadaan orang yg penting bagiku… yg penting bagiku adalah keadaan mereka: anak-anak dan istriku…
Ibu…
Maafkan aku, anakmu… Ampunkan aku, anakmu… Aku telah lalai… aku telah alpa… aku telah lupa… aku telah menyia-nyiakanmu…
Aku pernah mendengar kajian, bahwa orang tua difitrahkan untuk cinta kepada anaknya, akan tetapi anak difitrahkan untuk menyia-nyiakan orang tuanya… Oleh sebab itu, dilarang mencintai anak secara berlebihan, sebagaimana anak dilarang berbuat durhaka kepada orang tuanya… Itulah yg terjadi pada diriku, wahai Ibu!!
Aku pasti akan gila ketika melihat anakku sakit… Aku seperti orang kebingungan ketika melihat anakku diare… Tapi itu sulit, aku rasakan jika hal itu terjadi padamu wahai ibu… Itu sulit aku rasakan, jika seandainya hal itu terjadi pada ibu, dan pada ayah…
Ibu…
Sulit aku merasakan perasaanmu…
Kalaulah bukan karena bimbingan agama yg telah engkau talqinkan kepadaku, tentu aku telah seperti kebanyakan anak-anak yg durhaka kepada orang tuanya!!
Kalaulah bukan karena baktimu pula kepada orang tuamu dan orang tua ayahmu, niscaya aku tidak akan pernah mengenal arti bakti kepada orang tua.
Setelah suratmu datang, baru aku mengerti… Karena selama ini hal itu tidak pernah engkau ungkapkan, semuanya engkau simpan dalam-dalam seperti semua permasalahan berat, yg engkau hadapi selama ini.
Sekarang baru aku mengerti, wahai ibu… bahwa hari yg sulit bagi seorang ibu, adalah hari di mana anak laki-lakinya telah menikah dg seorang wanita… wanita yg telah mendapat keberuntungan…
Bagaimana tidak… Dia dapatkan seorang laki-laki yg telah matang pribadinya dan matang ekonominya, dari seorang ibu yg telah letih membesarkannya… Dari hidup ibu itulah ia dapatkan kematangan jiwa, dan dari uang ibu itu pulalah ia dapatkan kematangan ekonomi… Sekarang, -dg ikhlas- ia berikan kepada seorang wanita yg tidak ada hubungan denganya, kecuali hubungan dua wanita yg saling berebut perhatian seorang laik-laki… Dia sebagai anak dari ibunya dan dia sebagai suami dari istrinya.
Ibuku sayang…
Maafkan aku… Ampunkan diriku… Satu tetesan air matamu adalah lautan api neraka bagiku… Janganlah engkau menangis lagi, janganlah engkau berduka lagi!… Karena duka dan tangismu menambah dalam jatuhku ke dalam api neraka!! Aku takut Ibu…
Kalau itu pula yg akan kuperoleh… kalau neraka pula yg akan aku dapatkan… ijinkan aku membuang semua kebahagiaanku selama ini, hanya demi untuk dapat menyeka air matamu…
Kalau engkau masih akan murka kepadaku, izinkan aku datang kepadamu membawa segala yg aku miliki lalu menyerahkannya kepadamu, lalu terserah engkau… terserah engkau, mau engkau buat apa…
Sungguh ibu, dari hati aku katakan, aku tidak mau masuk neraka, sekalipun aku memiliki kekuasaan Firaun… kekayaan Karun… dan keahlian Haman… Niscaya aku tidak akan tukar dg kesengsaraan di akhirat sekalipun sesaat… Siapa pula yg tahan dg azab neraka, wahai Bunda… maafkan aku anakmu, wahai ibu!!
Adapun sebutanmu tentang keluhan dan pengaduan kepada Allah ta’ala, bahwa engkau belum mau mengangkatnya ke langit… bahwa engkau belum mau berdoa kepada Alloh akan kedurhakaanku… Maka, ampun, wahai Ibu!!
Kalaulah itu yg terjadi… dan do’a itu tersampaikan ke langit! Salah pula ucapan lisanmu!! Apalah jadinya nanti diriku… Apalah jadinya nanti diriku… Tentu aku akan menjadi tunggul yg tumbang disambar petir… apalah gunanya kemegahan, sekiranya engkau do’akan atasku kebinasaan, tentu aku akan menjadi pohon yg tidak berakar ke bumi dan dahannya tidak bisa sampai ke langit, di tengahnya dimakan kumbang pula…
Kalaulah do’amu terucap atasku, wahai bunda… maka, tidak ada lagi gunanya hidup… tidak ada lagi gunanya kekayaan, tidak ada lagi gunanya banyak pergaulan…
Ibu dalam sepanjang sejarah anak manusia yg kubaca, tidak ada yg bahagia setelah kena kutuk orang tuanya. Itu di dunia, maka aku tidak dapat bayangkan bagaimana nasibnya di akherat, tentu ia lebih sengsara…
Ibu…
Setelah membaca suratmu, baru aku menyadari kekhilafan, kealfaan dan kelalaianku.
Ibu… Suratmu akan kujadikan “jimat” dalam hidupku… setiap kali aku lalai dalam berkhidmat kepadamu akan aku baca ulang kembali… tiap kali aku lengah darimu akan kutalqinkan diriku dengannya… Akan kusimpan dalam lubuk hatiku, sebelum aku menyimpannya dalam kotak wasiatku… Akan aku sampaikan kepada anak keturunanku, bahwa ayah mereka dahulu pernah lalai di dalam berbakti, lalu ia sadar dan kembali kepada kebenaran… ayah mereka pernah berbuat salah, sehingga ia telah menyakiti hati orang yg seharusnya ia cintai, lalu ia kembali kepada petunjuk.
Bunda…
Tua… engkau berbicara tentang tua, wahai bunda…?! siapa yg tidak mengalami ketuaan, wahai ibu!!
Burung elang yg terbang di angkasa, tidak pernah bermain kecuali di tempat yg tinggi… suatu saat nanti dia akan jatuh jua, dikejar, dan diperebutkan oleh burung-burung kecil.
Singa, si raja hutan yg selalu memangsa, jika telah tiba tua, dia akan dikejar-kejar oleh anjing kecil tanpa ada perlawanan… Tidak ada kekuasaan yg kekal, tidak ada kekayaan yg abadi, yg tersisa hanya amal baik atau amal buruk yg akan dipertanggungjawabkan.
Ibu…
Do’akan anakmu ini, agar menjadi anak yg berbakti kepadamu, di masa banyak anak yg durhaka kepada orang tuanya… Angkatlah ke langit munajatmu untukku, agar aku akan memperoleh kebahagiaan abadi di dunia dan di akherat.
Ibu…
sesampainya suratku ini, insya Allah tidak akan ada lagi air mata yg jatuh karena ulah anakmu… setelah ini tidak ada lagi kejauhan antaraku denganmu…
bahagiamu adalah bahagiaku… kesedihanmu adalah kesedihanku… senyumanmu adalah senyumanku… tangismu adalah tangisku…
Aku berjanji, untuk selalu berbakti kepadamu buat selamanya, dan aku berharap agar aku dapat membahagiakanmu selagi mataku masih bisa berkedip… maka bahagiakanlah dirimu… buanglah segala kesedihan, cobalah tersenyum… Ini kami… aku, istri, dan anak-anak sedang bersiap-siap untuk bersimpuh di hadapanmu, mencium tanganmu.
Salam hangat dari anakmu yg durhaka…
(Disadur dari kajian Ustadz Armen -rohimahulloh-)

BUAT ANAKU TERSAYANG

Untuk anakku yang ku sayangi di bumi Alloh ta’ala

Segala puji ku panjatkan ke hadirat Alloh ta’ala, yang telah memudahkan ibu untuk beribadah kepada-Nya.

Sholawat serta salam, ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam-, keluarga, dan para sahabatnya.

Wahai anakku…

surat ini datang dari ibumu, yang selalu dirundung sengsara. Setelah berpikir panjang, ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri ini.

Setiap kali menulis, setiap itu pula gores tulisan ini terhalangi oleh tangis. Dan setiap kali menitikkan air mata, setiap itu pula, hati ini terluka.

Wahai anakku…

Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak. Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau akan remas kertas ini, lalu engkau robek-robek, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati ibu, dan telah engkau robek pula perasaannya.

Wahai anakku…

25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku.

Suatu ketika dokter datang menyampaikan tentang kehamilanku, dan semua ibu sangat mengerti arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini, sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi ibu.

Semenjak kabar gembira tersebut, aku membawamu sembilan bulan. Tidur, berdiri, makan, dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi, itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu wahai anakku, pada kondisi lemah di atas lemah. Bersamaan dengan itu, aku begitu gembira tatkala merasakan dan melihat terjalan kakimu, atau balikan badanmu di perutku.

Aku merasa puas, setiap aku menimbang diriku, karena bila semakin hari semakin berat perutku, berarti dengan begitu engkau sehat wal afiat di dalam rahimku.

Anakku…

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah tiba pada malam itu, yang aku tidak bisa tidur sekejap pun, aku merasakan sakit yang tidak tertahankan, dan merasakan takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu berlanjut, sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula, aku melihat kematian di hadapanku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia, dan engkau lahir. Bercampur air mata kebahagiaanku dengan air mata tangismu.

Ketika engkau lahir, menetes air mata bahagiaku. Dengan itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku kepadamu semakin bertambah, dengan bertambah kuatnya sakit.

Aku raih dirimu, sebelum ku raih minuman. Aku peluk cium dirimu, sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkongan.

Wahai anakku…

Telah berlalu setahun dari usiamu. Aku membawamu dengan hatiku, memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Sari pati hidupku, kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur, demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu. Harapanku pada setiap harinya, agar aku selalu melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat, adalah setiap permintaanmu agar aku berbuat sesuatu untukmu. Itulah kebahagiaanku.

Lalu berlalulah waktu, hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun, selama itu pula, aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai… menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti… menjadi pekerjamu yang tidak pernah lelah… dan mendoakan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.

Aku selau memperhatikan dirimu, hari demi hari, hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu, wahai anakku…

Tatkala itu, aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan, demi mencari pasangan hidupmu, semakin dekat hari perkawinanmu anakku, semakin dekat pula hari kepergianmu.

Tatkala itu, hatiku serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka. Tangis telah bercampur pula dengan tawa.

Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan… karena engkau telah mendapatkan jodoh… karena engkau telah mendapatkan pendamping hidup… Sedangkan sedih karena engkau adalah pelipur hatiku, yang akan berpisah sebentar lagi dari diriku.

Waktu pun berlalu, seakan-akan aku menyeretnya dengan berat, kiranya setelah perkawinan itu, aku tidak lagi mengenal dirimu.

Senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihanku, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam, seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran, aku benar-benar tidak mengenalmu lagi, karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang ku lewati, hanya untuk melihat rupamu. Detik demi detik ku hitung demi mendengar suaramu. Akan tetapi penantianku seakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu, aku menyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering, aku merasa bahwa engkau yang akan menelponku. Setiap suara kendaraan yang lewat, aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi semua itu tidak ada, penantianku sia-sia, dan harapanku hancur berkeping. Yang ada hanya keputus-asaan… Yang tersisa hanya kesedihan dari semua keletihan yang selama ini ku rasakan, sambil menangisi diri dan nasib yang memang ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku…

Ibumu tidaklah meminta banyak, ia tidaklah menagih padamu yang bukan-bukan.

Yang ibu pinta kepadamu:

Jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu.

Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan ibu memohon kepadamu nak, janganlah engkau pasang jerat permusuhan dengan ibumu.

Jangan engkau buang wajahmu, ketika ibumu hendak memandang wajahmu.

Yang ibu tagih kepadamu:

Jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana, sekalipun hanya sedetik.

Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi. Atau sekiranya terpaksa engkau datang sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku…

Telah bungkuk pula punggungku… bergemetar tanganku… karena badanku telah dimakan oleh usia, dan telah digerogoti oleh penyakit… Berdirinya seharusnya telah dipapah… duduk pun seharusnya dibopong…

Akan tetapi, yang tidak pernah sirna -wahai anakku- adalah cintaku kepadamu… masih seperti dulu… masih seperti lautan yang tidak pernah kering… masih seperti angin yang tidak pernah berhenti…

Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikan dengan kebaikan, sedangkan ibumu, mana balas budimu, mana balasan baikmu?! bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air serupa?! bukan sebaliknya air susu dibalas dengan air tuba?! Dan bukankah Alloh ta’ala, telah berfirman:

هل جزاء الإحسان إلا الإحسان

Bukankah balasan kebaikan, melainkan kebaikan yang serupa?!

Sampai begitukah keras hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu.

Wahai anakku…

Setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak?! Karena engkau adalah buah dari kedua tanganku… Engkau adalah hasil dari keletihanku… Engkaulah laba dari semua usahaku…

Dosa apakah yang telah ku perbuat, sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?!

Pernahkah suatu hari aku salah dalam bergaul denganmu?!

Atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?!

Tidak dapatkah engkau menjadikanku pembantu yang terhina dari sekian banyak pembantu-pembantumu yang mereka semua telah engkau beri upah?!

Tidak dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu?!

Dapatkah engkau sekarang menganugerahkan sedikit kasih sayang demi mengobati derita orang tua yang malang ini?!

إن الله يحب المحسنين

Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berbuat baik.

Wahai anakku…

Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku…

Hatiku terasa teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan, bahwa engkau adalah laki-laki yang supel, dermawan dan berbudi.

Wahai anakku…

Apakah hatimu tidak tersentuh, terhadap seorang wanita tua yang lemah, binasa dimakan oleh rindu berselimutkan kesedihan, dan berpakaian kedukaan?!

Mengapa? Tahukah engkau itu?! Karena engkau telah berhasil mengalirkan air mataku… Karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatiku… Karena engkau telah pandai menikam diriku dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungku… Karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim.

Wahai anakku…

Ibumu inilah sebenarnya pintu surga, maka titilah jembatan itu menujunya… Lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, kemaafan, dan balas budi yang baik… Semoga aku bertemu denganmu di sana, dengan kasih sayang Alloh ta’ala sebagaimana di dalam hadits:

الوالد أوسط أبواب الجنة فإن شئت فأضع ذلك الباب أو احفظه

Orang tua adalah pintu surga yang paling tinggi. Sekiranya engkau mau, sia-siakanlah pintu itu, atau jagalah! (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi, dishohihkan oleh Albani)

Anakku…

Aku mengenalmu sejak dahulu… semenjak engkau telah beranjak dewasa… aku tahu engkau sangat tamak dengan pahala… engkau selalu cerita tentang keuatamaan berjamaah… engkau selalu bercerita terhadapku tentang keutamaan shof pertama dalam sholat berjamaah… engkau selalu mengatakan tentang keutamaan infak, dan bersedekah…

Akan tetapi satu hadits yang telah engkau lupakan… satu keutamaan besar yang telah engkau lalaikan… yaitu bahwa Nabi -shollallohu alaihi wasallam- telah bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Abdulloh bin Mas’ud, ia mengatakan:

سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم، قلت: يا رسول الله أي العمل أفضل؟ قال: الصلاة على ميقاتها. قلت: ثم أيُّ؟ قال: ثم بر الوالدين. قلت: ثم أيُّ؟ قال: الجهاد في سبيل الله. فسكت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ولو استزدته لزادني. (متفق عليه)

Aku bertanya kepada Rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-: Wahai Rosululloh, amal apa yang paling mulia? Beliau menjawab: sholat pada waktunya. Aku bertanya lagi: Kemudian apa wahai Rosululloh? Beliau menjawab: Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.

Wahai anakku…

Inilah aku, ibumu… pahalamu… tanpa engkau harus memerdekakan budak atau banyak-banyak berinfak dan bersedekah… aku inilah pahalamu…

Pernahkah engkau mendengar, seorang suami yang meninggalkan keluarga dan anak-anaknya, berangkat jauh ke negeri seberang, ke negeri entah berantah untuk mencari tambang emas, guna menghidupi keluarganya?! Dia salami satu persatu, dia ciumi isterinya, dia sayangi anaknya, dia mengatakan: Ayahmu akan berangkat ke negeri yang ayah sendiri tidak tahu, ayah akan mencari emas… Rumah kita yang reot ini, jagalah… Ibu kalian yang tua renta ini, jagalah…

Berangkatlah suami tersebut, suami yang berharap pergi jauh, untuk mendapatkan emas, guna membesarkan anak-anaknya, untuk membangun istana mengganti rumah reotnya.

Akan tetapi apa yang terjadi, setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, yang ia bawa hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia gagal dalam usahanya. Pulanglah ia kembali ke kampungnya. Dan sampailah ia ke tempat dusun yang selama ini ia tinggal.

Apa lagi yang terjadi di tempat itu, setibanya di lokasi rumahnya, matanya terbelalak. Ia melihat, tidak lagi gubuk reot yang ditempati oleh anak-anak dan keluarganya. Akan tetapi dia melihat, sebuah perusahaan besar, tambang emas yang besar. Jadi ia mencari emas jauh di negeri orang, kiranya orang mencari emas dekat di tempat ia tinggal.

Itulah perumpaanmu dengan kebaikan, wahai anakku…

Engkau berletih mencari pahala… engkau telah beramal banyak… tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar… di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu masuk surga…

Ibumu adalah orang yang dapat menghalangimu untuk masuk surga, atau mempercepat amalmu masuk surga… Bukankah ridloku adalah keridloan Alloh?! Dan bukankan murkaku adalah kemurkaan Alloh?!

Anakku…

Aku takut, engkaulah yang dimaksud oleh Nabi Muhammad -shollallohu alaihi wasallam- di dalam haditsnya:

رغم أنفه ثم رغم أنفه ثم رغم أنفه قيل من يا رسول الله قال من أدرك والديه عند الكبر أحدهما أو كليهما ثم لم يدخل الجنة (رواه مسلم)

Celakalah seseorang, celakalah seseorang, dan celakalah seseorang! Ada yang bertanya: Siapakah dia wahai Rosululloh? Beliau menjawab: Dialah orang yang mendapati orang tuanya saat tua, salah satu darinya atau keduanya, akan tetapi tidak membuat dia masuk surga. (HR. Muslim 2551)

Celakalah seorang anak, jika ia mendapatkan kedua orang tuanya, hidup bersamanya, berteman dengannya, melihat wajahnya, akan tetapi tidak memasukkan dia ke surga.

Anakku…

Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit, aku tidak akan adukan duka ini kepada Alloh, karena jika seandainya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan, yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya…

Aku tidak akan melakukannya wahai anakku… tidak… bagaimana aku akan melakukannya, sedangkan engkau adalah jantung hatiku… bagaimana ibu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit, sedangkan engkau adalah pelipur lara hatiku… bagaimana ibu tega melihatmu merana terkena doa mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku…

Bangunlah nak… bangunlah… bangkitlah nak… bangkitlah… uban-uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa, sehingga engkau akan menjadi tua pula.

الجزاء من جنس العمل

Sebagaimana engkau akan berbuat, seperti itu pula orang akan berbuat kepadamu.

الجزاء من جنس العمل

Ganjaran itu sesuai dengan amal yang engkau telah tanamkan. Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam.

Aku tidak ingin engkau menulis surat ini… aku tidak ingin engkau menulis surat yang sama, dengan air matamu kepada anak-anakmu, sebagaimana aku telah menulisnya kepadamu.

Wahai anakmu…

bertakwalah kepada Alloh… takutlah engkau kepada Alloh… berbaktilah kepada ibumu… peganglah kakinya, sesungguhnya surga berada di kakinya… basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya… kencangkan tulang ringkihnya… dan kokohkan badannya yang telah lapuk…

Anakku…

setelah engkau membaca surat ini, terserah padamu. Apakah engkau sadar dan engkau akan kembali, atau engkau akan merobeknya.

Wa shollallohu ala nabiyyina muhammadin wa ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Dari Ibumu yang merana.

(Disadur dari kajian Ustadz Armen -rohimahulloh- dan akan disambung dengan jawaban si anak kepada sang ibu)

Selasa, 07 September 2010

Di sinilah aku bermula

Di sinilah aku bermula...
Belajar untuk menerima sesuatu yang baru...
Belajar untuk memaafkan sesuatu kesalahan...
Belajar untuk tidak melukai...
Belajar untuk membuat orang bahagia...
Semuanya perlu bermula dengan belajar karena tiada manusia yang sempurna tanpa semua kekurangan...
Sahabat...
Tak kusangka ternyata kau merasakan hal yang sama denganku, bukan hanya aku...
Kita bersahabat, dekat, tetapi perasaan kita masing-masing merasakan bahwa kita jauh satu sama lain walau hampir setiap hari kita berjumpa...
Kita bertemu, kita bercanda, kita saling mendebat, kita bertengkar, kita begitu egois, kita sangat keras kepala, kita saling menyalahkan, kita saling mengejek, kita belajar, kita bercerita dan saling menumpahkan rasa yang ada di hatihingga akhirnya kita saling mengerti dan mengenal sifat masing-masing...
Tapi, ternyata semua itu tak cukup mendekatkan kita..
Kita bersahabat, tapi kita merasa jauh. Bukan karena jarak yang memisahkan kita. Sikap kitalah yang membuat persahabatan ini dekat, tapi terasa jauh.
Sahabat...
Kau kurasa jauh dan kau pun merasa aku jauh..
Terima kasih telah menganggapku sahabat baikmu.
Tapi, maafkan aku, mungkin akulah sebenarnya yang salah.
Akulah yang menyebabkan persahabatan ini terasa jauh.
Akulah yang membuatmu jauh dariku.
Akulah yang menjauh darimu.
Maafkan aku yang ternyata membuatmu harus merasakan aku jauh, tapi, tahukah kamu bahwa aku sudah cukup lama menyadari semua ini? Bukan niat juga inginku hal ini terjadi. Ternyata tindakanku selamaini untuk menjaga persahabatan kita-lah yang salah. Ya, aku salah dalam bertindak!!!
Sahabat...
Kau boleh saja meminta bantuanku kapan saja. Aku akan selalu siap dan sanggup membantu. Aku tak terbebani dan tak juga merasa tersakiti. Bahkan mungkin menolak untuk membantumu akan membuatku merasakan sakit yang lebih daripada mengorbankan diriku untuk membantumu.Kau juga bisa mengganggu dan menemuiku kapan saja. Tak masalah bagiku. Aku tak merasa terganggu dan mungkin aku tak bisa marah kepadamu.
Tapi, tidak demikian halnya denganku. Aku tak bisa meminta bantuan dan merepotkan sahabatku begitu saja. Aku juga tak bisa mengganggu dan menemui sahabatku sesuka hatiku tanpa memberitahu mereka terlebih dahulu. Milikku adalah milik sahabat-sahabatku. Namun, milik sahabatku belum tentu punyaku (dan memang bukan milikku) sebelum mereka mengeluarkan kata-kata dari mulut mereka yang kuanggap sebagai izin bagiku.
Aku tak enak hati jika harus mengganggu dan merepotkan sahabatku. Tak ingin pula menyakiti perasaan mereka. Tak kuasa pula jika harus menyakiti mereka. Kuhanya ingin teman-temanku bahagia. Kuingin selalu bisa membantu dan berguna bagi mereka, punya arti bagi mereka tan paharus menyakiti dan membebani mereka dengan semua masalahku dan semua kehendak egoku.Dan semua ini juga berlaku untukmu, karena kau sahabatku. Sahabat dekatku.
Tapi sahabatku, tahukah engkau...
Sahabat adalah orang yang kau sukai dan menyukaimu.
Sahabat adalah tempat kau menjadi dirimu.
Sahabat adalah orang yang menghargai kelebihanmu dan tidak keberatan dengan kekurangan mu.
Sahabat adalah tempat berbagi suka maupun duka.
Sahabat adalah orang yang mengerti perasaanmu tanpa harus kau ucapkan.
Sahabat adalah orang yang ikut merasakan kesedihanmu, mencoba membahagiakanmu dan ikut berbahagia dengan bahagia mu.
Sahabat adalah orang yang berani berkata jujur hanya untuk kebaikan mu.
Sahabat adalah orang yang akan selalu ada ketika kau memerlukan bahu untuk menangis.
Sahabat adalah orang pertama yang akan memberikan selamat untuk kesuksesan mu tanpa berharap mendapatkan sesuatu darimu.
Sahabat adalah orang yang mengingatkanmu ketika kau lupa, menegurmu ketika kau salah dan menuntunmu ketika kau tersesat.
Sahabat adalah orang yang mengulurkan tangan nyaketika kau dalam kegelapan.
Sahabat itu bukan kenalan karena kenalan adalah orang yang kau ketahui namanya, sering kau temui tetapi kau tak akan pernah mauberbagi hidupmu dengan mereka.
Sahabat dicintai bukan karena kau jatuh cintapadanya, tetapi karena kau memikirkan merindukannya ketika dia tidak ada.
Sahabat adalah permata yang sukar dicari, kehilangan sahabat adalah kehilangan bagian dari hidup mu maka jangalah kausia-siakan sahabat mu, karena dengan sahabatlah dirimu menjadi lengkap.
Inilah arti persahabatan yang aku pegang.
Maaf jika inilah yang membuatmu merasa aku jauh sebagai sahabatmu.
Aku terlalu menjaga perasaan teman-temanku, menjaga persaanmu.
Kau pernah berkata bahwa teman itu terbuka, saling memberi dan menerima. Mungkin aku belum bisa melakukan semua itu.Aku teman dekatmu, tapi aku jauh...
Mungkin semua ini terjadi karena aku begitu menghargai dan menghormatimu sebagai sahabat baikku.
Aku merasakan begitu besar jasamu dalam perjalanan hidupku, walau mungkin kau tak pernah menyadarinya.
Aku tak ingin membebanimu dengan masalahku.
Sekali lagi maafkan aku, aku tak pernah merasa terbuka terhadapmu dan aku tak mengungkapkan semua ini kepadamu.
Katakanlah aku tak memiliki keberanian mengungkapkan semua ini kepadamu.
Mungkinkah kau marah jika kau mengetahui halini???
Tapi kuyakin kau bisa mengerti.
Aku berjanji akan merubah sikapku.Aku ingin kita bisa bersahabat dengan tulus, saling memberi dan menerima.Kuyakin kan datang suatu hari di mana kita bisa bercerita lagi...Saling berbagi...Berdebat dan bertengkar lagi...Saling memberi dan menerima...Saling mendukug dan membantu lagi tanpa ada perasaan jauh satu sama lain dihati kita masing-masing...Dan aku akan menunggu datangnya hari itu...
Tapi sahabatku...
Tahukah kau bahwa kau tidak bisa memiliki semua yang kau inginkan, harus ada yang kau korbankan untuk memiliki sesuatu sepenuhnya... Semakin kau menggenggam keduanya erat-erat dan tak mau melepas salah satunya, kau mungkin akan kehilangan keduanya...
Lebih buruk lagi engkau akan kehilangan dirimu dan kebijaksanaanmu..
Jangan lakukanitu, sahabat... karena aku akan sangat merindukan dirimu yang tulus...
Sayangilah orang-orang yang ada di sekitarmu...
Meskipun mereka hanya pernah tersenyum sekali padamu... atau bahkan pernah menyakiti hatimu...
Andaikanlahmereka seperti orang yang sedang luka kakinya... dia takkan bisa berlari sepertimu maka topanglah dia agar bisa berlari bersamamu...
Orang yang sering melukai orang lain kemungkinan juga sedang terluka hatinya, dan tidak mengerti bagaimana seharusnya menyayangi orang lain... jadilah orang yang mulia dan berikanlah kesempatan bagi orang tersebut untuk mengenal arti dari rasa sayangdengan hadir baginya sebagai seorang sahabat...
Bebaskanlah hatimu... jangan menekannya... jangan mengurung segala rasa yang bercampur di dalamnya... temukanlah cara yang konstruktif untuk melampiaskan kemarahanmu...
Berceritalah kepadaku...
Atau kepada angin, rumput atau es krim bila kau lebih percaya mereka...
Tapi jangan melukai hatimu dengan menanggung semua kesusahanmu seorang diri...
Kau tetap seorang yang hebat, tapi kau tak perlu menghadapi semuanya sendirian...
Jangan takut pada kemungkinan dan risiko...
Kau adalah pemberani, sahabatku...
Dan cinta yang indah pada akhirnya adalah milik para pemberani...
Kuncilah mulutmu atas semua kisah yang dipercayakan orang lain kepadamu... sekalipun kisahnya terdengar seperti lelucon buatmu, namun tetap kisah tersebut merupakan sesuatu yang kelam, dalam,dan terpendam bagi seseorang... yang hanya dipercayakannya kepadamu... cuma kau yang memegang kunci peti hartanya... jadi janganlah menjadi perompak dengan membuka kuncinya dan membuang-buang harta yang dititipkannya padamu... jagalah mulutmu dan jadilah pendengar yang handal dan terpercaya... niscaya bukan hal kecil saja yang akan dipercayakan kepadamu, namun kelak Tuhan yang akan membalasnya dengan menitipkan padamu hal-hal luar biasa untuk kau miliki...Nnamun, mulailah untuk setia pada hal yang kecil terlebih dahulu, sahabatku...
Tak perlu menyesali apa yang telah terjadi... buruk... terlalu buruk bila kaumengingat semua kegagalan yang kau lalui... namun sadarkah dirimu?
Kau hanya berkutat di tempat yang sama?
Hanya pada kegagalan masa lalu saja? Berhentilah.
Tuhan mengkaruniakan mata padamu di bagian depan wajahmu agar kau selalu bisa menatap masa depan...
Kenanglah hari kemarin sebagai pembelajaran....
Lakukanyang bisa kau lakukan untuk memulai hal yang baru dan memperbaikinya mulai saat ini...
Belajarlah berharap dan percaya pada masa depan....
Karena kau tidak hidup di hari kemarin, tapi di hari ini...
Sayangilah apa yang kau miliki hari ini... ucapkan terima kasih pada mereka yang ada di sisimu selama ini...lakukan yang terbaik untuk mereka selagi mereka ada di sisimu... selagi kau masih sempat... selagi kau masih hidup di hari ini...
Sahabatku...
Terima kasih telah menjadi sahabatku... dan mengajarku tentang hidup ini...hanya ini yang bisa ku titipkan... rasa terima kasihku seutuhnya...
Sahabatmu ^^,

kakak tua

MUHASABAH CINTA♥Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ♥

Aku tak tahu apa harus kukecam hawa nafsuku atas cinta…

Atau mataku yang menggoda, ataukah hati ini….

Jika kukecam hati, ia berkata : Gara-gara mata yang memandang!

Dan jika kuhardik mata,ia berdalih : Ini kesalahan hati!

Mata dan hati telah dialiri darah…

Maka wahai Rabbi, jadilah penolongku atas mata dan hati…

Sahabatku, demi Allah, tiada satu bencana akan terus menimpa seseorang, betapapun besarnya, Jika suatu hari dia datang, Jangan

tunduk kepadanya, dan jangan banyak mengeluh, sebab sandal saja bisa terpeleset…

Banyak orang mulia ditimpa musibah tapi dia sabar, dan musibah musibah itu pun akan menghilang dengan sendirinya… Hari hari

demikian bangga atas diriku, namun tatkala melihat kesabaranku dia pun layu…

Dadaku menjadi sesak karena keresahan sebuah peristiwa, namun mungkin saja kesusahan itu akan menjadi kebaikan …

Banyak hari yang diawali dengan kesuntukan, dan pada akhirnya menjadi keindahan dan ketenteraman…

Tak pernah aku merasa semppit karena kesuntukan, kecuali akan datang sendiri jalan keluar untukku…

Aku tahu…

Hanya allah yang bisa membuat kita mampu tersenyum walaupun dalam keadaan menangis, tempat bertahan ketika kita hendak

menyerah, tempat berdoa ketika kita kehabisan tempat untuk mengeluh bahkan ketika semua orang menjauh, tempat untuk kembali

sekalipun hati kita telah hancur berkali kali, tempat untuk tetap mengerti ketika tidak satupun yang terlihat memberi arti.

Segala sesuatu menjadi bisa, karena Allah lebih memahami kita melebihi diri kita sendiri. Dekatlah selalu pada Allah,

karena istiqomah tidak datang sendiri. Segala sesuatu ada proses, bukan berarti kita diam, Namun kita harus mencoba menjalani

proses tersebut… Proses adalah langkah kita untuk lebih baik lagi Dunia dan Akhirat… Kalau kita selalu mengingat Allah, maka kehidupan yang sebenarnya akan kita dapatkan. Semoga kita dapat saling mengingatkan di Jalan Allah … semata mata hanya mengharap Ridho Allah.

nasihat dan wasiat untuk putriku

Wahai putriku,Andai saja nasihat itu tidak berguna bagi orang yang memiliki keutamaan dalam akhlak maupun keturunan yang terhormat, pastilah engkau tidak membutuhkan nasihat Namun nasihat ini untuk mengingatkan orang yang mungkin lalai, ataupun sebagai bahan pertimbangan bagi seseorang yang berakal.

Wahai putriku,Andai saja istri tidak membutuhkan suami karena merasa cukup dengan keberadaan orang tuanya dan kecintaan keduanya yang sangat terhadap putrinya, maka engkaulah orang yang paling tidak membutuhkan pernikahan. Namun sudah kodrat, bahwa wanita dicipta untuk menjadi pasangan pria. Dan sebaliknya, pria tercipta untuk menjadi pasangan wanita.

Wahai putriku,Kini, engkau telah meninggalkan lingkunganmu yang dulu dan rumah tempat engkau dibesarkan ke dalam alam yang serba baru bagimu bersama pasangan yang sebelumnya engkau tidak mengenalnya. Maka sejak hari ini, engkau telah menjadi milik seseorang. Jadilah engkau sebaik - baik pelayannya, niscaya ia akan menjadi hamba bagimu.

Wahai putriku,Jaga sepuluh perkara yang akan kuberikan kepadamu, niscaya akan menjadi kekayaan berharga dan kenangan bagimu.

Pertama dan kedua,Temanilah suamimu dengan sifat qana’ah (apa adanya) dan dengar serta patuhilah perintahnya. Sesungguhnya dengan sifat qana’ah, hatimu akan tenang. Dan mendengar serta patuh kepadanya, engakau akan mendapatkan ridha dari Rabb-mu.

Ketiga dan keempat,Jagalah hidung dan matanya. Jangan sampai matanya melihat pada dirimu sesuatu yang tidak menyenangkannya. Atau pun hidungnya mencium darimu, kecuali bau yang harum. Maka celak adalah sebaik - baik hiasan mata dan air cukup untuk menghilangkan bau.

Kelima dan keenam,Ingatlah waktu makannya dan tenanglah ketika tidurnya. Sebab biasanya gejolak lapar akan dapat membakar amarah. Sedangkan kurang tidur akan menimbulkan emosi.

Ketujuh dan kedelapanHormati dan pelihara keluarga, anak - anak dan hartanya. Jika engkau dapat menjaga hartanya, pastilah engkau akan mendapatkan kehormatannya. Jika engkau menjaga hak keluarga dan anak - anaknya maka akan membuatnya bersikap baik kepadamu.

Kesembilan dan kesepuluh,Jangan sampai engkau membeberkan rahasianya dan menentang perintahnya. Jika engkau membocorkan rahasianya, jangan harap engkau selamat dari pembalasannya. Jika engkau menentang perintahnya maka engkau akan membuat dadanya bergejolak. Kemudian jaganlah engkau bergembira ketika ia sedih ataupun bersedih ketika ia sedang bergembira. Sebab, yang pertama adalah wujud kurangnya perhatianmu. Dan yang kedua akan mengeruhkan hubunganmu dengannya. Upayakan semaksimal mungkin untuk menghormatinya niscaya dia akan memberikan penghormatan untukmu. Seperti itu pula, jadilah engkau sahabat yang paling setia padanya, pastilah dia akan berbuat serupa terhadapmu.

Ketahuilah wahai putriku, bahwa engkau mustahil mendapatkan cintanya sampai dirimu rela untuk mengalah dan mengutamakan apa yang diinginkannya dari pada harus mengikuti apa yang engkau inginkan.

Semoga Allah selalu memberikan kebaikannya kepadamu dan menjagamu.

Tanda-Tanda nya orang yang lagi jatuh cinta ehem ehem!

Sungguh aku tak tahu menahu kapan aku terjangkit dengan namanyaA”CINTA”Hanya hati yang bisa menjawab dan hanya Sang Kuasa yang mampu Menjawab.seolah tak percaya saat di hinggapi dia aku merasa tak tenang,terusik,terus mencampur adukkan antara jiwa yang aku Cintai dengan menumpuk berbagai rasa.Aku juga bisa benci dan dan sebel apalagi .Segila Itu apakah cinta itu menghinggapi setiap jiwa-jiwa manusia,mengapa anehnya malah Orang yang sehat ingin terjangkit dengan penyakit cinta.Nah awal,yang ini aku akan mencoba tulis bebera mulai adanya penyakit cinta sampai tanda-tanda awal orang yang sudah terjangkit penyakit cinta.


Betul kata orang-orang bijak Cinta adalah sebuah penyakit yang obatnya hanya bisa di temukan jika orang yang sakit mau berteman-berbagi,selalau menziarahi tempat yang disukai mesti itu memakan waktu dan menguras pikiran,dan hal-hal yang membuat kamu merasa senang.Dibawah ini akan ku tulis Tanda-tanda orang yang sedang jatuh cinta,agar teman-teman tahu dan bisa membedakan saat Seisi jiwamu akan bermekaran bunga-bunga cinta,bahkan kabut-kabut hitam kadang juga siap menghampirimu,Hujan badai akibat kesedihan juga tak lepas dari namanya Cinta.


Tanda-tanda Orang jatuh cinta:Tanda orang yang jatuh cinta yang sering kita jumpai dan alami adalah Pandangan mata,Bisa juga sesuai lagu “jatuh Cinta pada pandangan pertama“karena melalui mata jendela jiwa sang Pecinta dan yang dicinta bisa terbuka.Masih banyak lagi hal yang bisa dikuak dengan pandangan mata antara lain,getaran-getaran cinta timbul,rahasia-rahasia yang mulanya tersembunyi dengan rapi bisa terungkap,Pesan-pesan jiwa yang sangat rumit di ungkap bisa disingkap.Jika jatuh cinta pandangan-pandangan orang yang jatuh cinta tak bisa sedikitpun berpaling dari orang yang sedang dicintai,bola matanya bergerak seiring gerak tubuh orang yang dicintainya.Berikutnya tanda-tanda orang jatuh cinta bisa kita lihat dari sebuah percakapan saat duduk berdampingan atau sedang pertama awal pertemuan.Kawan mungkin anda semua tahu bahwa orang yang jatuh cinta senantiasa bisa melayani percakapan sang kekasih walau sebenarnya percakapan itu tak mempunyai nilai,percakapan itu tak membuahkan sesuatu yang bisa dirasa berguna,kadang juga salah bisa jadi benar,bohong saja bisa menjadi jujur,oh Sungguh kawan efek cinta memang melebur segalanya,dari yang kaku jadi lemah lembut,dari yang amburadul jiwanya menjadi tertata imannya.Luar biasa kedsyatan cinta,intinya segala sesuatu yang diucap orang-orang yang sedang jatuh cinta oleh kedua belah pihak di “IYAKAN”.Berikutnya adalah melalaui gerakan tubuh Orang-orang yang sedang dimabuk cinta.Saat bertemu misalnya dengan banyak orang dua orang yang sedang jatuh cinta mesti salah tingkah,4 mata yang mulanya mengawasi seluruh gerak-gerik membuat anggota badan seraya sulit digerakkan.Atau sebaliknya saat bertemu awal meski orang jatuh cinta dikerumini banyak orang namun yang di tuju tetap 1 yaitu Orang yang dicintainya.Hingga apa yang terjadi Mungkin bibir berucap untuk segera mencari tempat yang enak untuk mengobrol,saling berdekat saling deg-deg kan,hem tak disangka mungkin waktu sudah tak lagi terpikir malam pun menepi namun bagi orang yang jatuh cinta bisa di ibarat 1 hari sama dengan 1 menit hingga  saat waktu berpisah kakipun serasa emoh untuk berdiri dan beranjak.Tanda-tanda orang yang jatuh cinta antara lain adanya keraguan  dan sekaligus rasa gembira yang menghiasi jiwa pecinta saat meraka saling bertatap muka.Bisa disebut rasa gugup yang luar biasa,awal mula belum bertatap dengan pujaan rasanya biasa-biasa saja tak ada nampak kegelisahan namun saat bertemu dengan yang dicintai  atau berpapasan saja kegugupan yang luar biasa yang tidak dapat di elak.Mendengar nama pujaan jiwanya orang yang jatuh cinta hatinya sudah bergetar habat seakan kena goncangan Tsunami yang luar biasa.Melakukan Suatu pekerjaan atau melakukan hal-hal yang biasa dilakukan Pujaan jiwa ini bukan berarti meniru apa karakter pujaan,Sungguh murni jika cinta itu tumbuh perbuatan-perbuatan tak disuka atau dibenci tapi dengan hadirnya Cinta selaksa hal yang berbanding terbalik.Contohnya saja,orang yang tadinya kikir jadi deramawan karena orang yang dicintai gemar dengan hal-hal yang berbau sosial.Cinta mengubah semua menjadi mungkin yang awalnya diyakini tak mungkin “Indahnya cinta andai kamu tahu kawan jika kita tidak menodainya dengan nafsu belaka”.Orang-orang yang jatuh cinta secara tak sengaja memperlihatkan keagungan cintanya pada setiap yang mempunyai mata,saat dia di hinggapi masalah kecil maupun dipikul berat dan membani pikirannya,dia selalu bercerita kepada orang yang dicintai,Melimpahkan segala perasaannya  senang,sedih ataupun dalam keadaan sempit dia tak pernah lewatkan untuk berbagi pada sang buah hati,Banyak mengungkapkan isyarat-isyarat samar,jika dia merasa lelah dan duduk disamping yang di cintai banyak bersandar entah dipangkuan ataupun di bahu belahan jiwanya,banyak mengelus-ngelus rambut pasangannya acap kali dia sedang bersnda gurau atau waktu kepedihan menghinggapi salah satu pasangan,(mungkin juga mengelus-ngelus bagian tubuh tertentu yang di nilai bukan bagian yang sensitif),suka memakan atau meminum sisa sang pujaan jiwa meski banyak orang menilai jorok tapi kalau dengan cintanya serasa nikmat luar biasa,Dan sangat menyukai tempat-tempat yang menjadikan momen indah saat cinta kasih terajut.

 Orang-orang yang sifat nya berlawanan malah malah berbalik berlawanan dan tanpa  waktu dinanti,jika ia telah berada tepat di ujung batas lawannya,Ia akan berubah menyurapi lawannya.Bukannya itu tak mungkin terjadi Inilah cinta itu,bisa terjadi saja berlawan malah searah.Maha besar Allah inilah yang dinamakan KodratNya Mungkin kita hanya di beri tahu sedikit saja dan sulit kita pahamiOrang yang jatuh cinta sama kuatnya karena kadar cinta mereka sama,secara tidak sengaja meraka akan menghabiskan waktu mereka untuk hal-hal yang tidak penting.Jika kau temui acap kali ada salah satu pasangan yang berani melontarkan kata-kata pedih atau hal-hal itu serasa bertentangan dengan lawannya itu hal lumprah,persolalan kecil dibesar-besarkan,ada banyak salah tafsir yang timbulkan percek cokan itu semua tidak luput dari “Sejauh mana pasangan itu memegang sebuah Komitmen”,Hanya waktu dan cintalah,yang menghapus yang batu-batu penghalang diatas,Sekian banyak malasah akan pergi sendirinya karena mereka yang di beri cinta itu mampu menyelesaikan dan menenangkan jiwa mereka kembali,hingga tak ada lagi jika cinta itu sejati rasa dendam yang menghampiri,dan tak ada pula dendam yang mengkusumat.Keadaan akan segera normal seperti sedia kala,berhias canda dan tawa dan bermahkota kebahagiaan.Harus di ingat kejadian-kejadian diatas akan selalu muncul silih berganti dan akan menjadi warna indah dalam perjalan cintamu jika mampu menaklukkan nya.Orang yang sedang jatuh cinta sangat haus dengan nama orang yang dicintainya.Ia setiap hari bagai tak lalai selalu dan selalu ingin  membicarakan nama sang pujaan tanpa henti.Mungkin bagi orang yang  sedang dilanda cinta Nama pujaan jiwa bagai surya yang menarangi kehidupannya,Sungguh cinta itu sebenarnya membuat tuli dan buta baik mata dan mata hatimu.Rasanya nyaman pun sangat aneh pada biasanya hingga merasa tak ada rasa nyaman selain berada disamping sang pujaan.Pikiran orang yang sedang jatuh cinta selalu dipenuhi bayang-bayang sang pujaan.Bagai hari itu untuk dirinya yang punya cinta,bila ada kabar-kabar tak sedap menimpa yang dicinta hati serasa perih dan sakit,perasaan kalut luar biasa.Begitulah karena Kekasihnya serupa berlian yang menghiasi hatinya.Orang yang dilanda cinta suka dengan sendirian bagai merdeka tiada terkira.Ia merasa bebas untuk mengekspresikan apa yang dia mau,berkelana dalam dunia angan untuk membentuk bahagia dalam alam dibawah lamunan.Semua itu adalah bukti nyata yang tak mungkin tak ter elakkan bahwa cinta sedang bersemayam indah di dalam jiwa.Inilah banyak dirasakan tanda-tanda orang yang sedang jatuh cinta adalah suka begadang tengah malam.Walau malam telah menepi dan sang mentari mulau tersenyum untuk bumi namun tiada rasa lelah saat kita berbincang lewat telphone,face to face atau media komunikasi lainnya(internet).Selalu Ingin bertemu-dan bertemu dengan pujaan jiwanya,mesti dia sudah menyapa namun kala tidak ada tepat di sampingnya serasa dunia ini berhenti sejenak karena jika sang pujaan jauh disana rasa terka dari semua terka menghampiri.Kalau waktu temu tiba kembali jantung hatinya serasa berdetak lagi.Orang yang sedang jatuh cinta jika kurang mempercayai  ketulusan cinta pujaannya,ia akan selalu mengawasi setiap gerik-gerik sang pujaan hatinya.Hingga kadang jiwanya serasa gilaa  karena terlalu berlebihan ketakutannya jika kehilangan sang pujaan hati karena berpaling hati.Orang yang sedang jatuh cinta suka memperhalus kata-katany seindah puisi puisi cinta yang meluluhkan jiwa dan menyemaikan jiwa,hingga membagus-baguskan perangainya  berikut penampilan lahirnya.

 Secara tidak disadari muncul sebuah kepedulian ekstra kepada orang yang dicintainya.orang yang sedang jatuh cinta sangat perhatian atau bahkan bisa dikatakan sangat melimpah berlebih  terhadapa segala  kejadian yang menimpa pujaan hatinya.Hingga tak ada sedetikpu  kabar terlewatkan dari sang pujaan yang  luput dari pengelihatannya.Jika terjadi pertikaian yang hebat  hingga meraka terpaksa harus jaga jarah karena marah belum merendam.Dan ketika pertikaian telah usai atau reda,mereka akan saling memaafkan dengan legawa (lapang dada).Walau menyisakan  sepenggal kesedihan, mereka bahagia kembali kali keutuhan cinta mereka terjaga.Orang-orang yang sedang jatuh cinta akan mencintai famili pujaan hatinya,melebibihi familinya sendiri.Karena meraka yang sedang jatuh cinta semua yang di miliki pujaaan jiwamany asangat menarik untuknya dan tak sedikit ada rasa memiliki sama dan berusaha menjaga.Termasuk tanda-tanda orang jatuh cinta adalah menangis,Ini bisa dipilah2 karena setiap pribadi tidak sama dalam perangai ini.Karena tak di pungkiri adanya berbagai peristiwa akan menyisihkan duka  hingga mengeluarkan air mata.

membedah seluk beluk cinta, SALAH KAPRAH DALAM MEMAHAMI CINTA

Kata Uhibbuka fillah / lillah, bagi pemuda-pemudi yang tidak ada hubungan mahrom dan tidak faham mengenai tafsirnya secara islami, kalau salah tafsiran akan terlihat seperti pedang bermata dua, karena dapat ditafsirkan ganda yaitu satu sisi menafsirkannya sebagai kata I love you bahkan lebih daripada itu yang digunakan sebagaimana terhadap seorang kekasih-asmaranya, maka tafsir ini bathil dan satu sisi menafsirkan sebagaimana benar-benar cinta karena Allah, maka inilah tafsir yang sahih. Selayaknya lah kita berhati-hati/wara' karena syetan itu selalu mengintai dan tipu muslihatnya pun sangatlah halus bahkan tidak kita sadari, karena dia mengalir dan bersembunyi dialiran darah kita
Sebenarnya kata i love you dengan ana uhibbuka fillah itu ada sedikit persamaan, yaitu persamaannya adalah bisa di obral kepada banyak orang tertentu (tidak hanya pada kekasih) Pernahkah antum melihat film-film asing yang mengatakan 'i love you child', i love you mom, i love you dady, dll. Akan tetapi hanya saja kalimat i love you sangat gemar di katakan oleh orang pemuda-pemudi pasangan kasih asmara agar hubungan mereka saling mengikat dan semakin bertambah-tambah mabuk asmara dan lupa akan dirinya.
Sedangkan uhibbuka fillah tidak berorientasi ke hal tersebut, karena uhibbuka fillah tujuannya untuk keridhoan Allah, melanggengkan hubungan ukhuwah islamiyah dan mendatangkan rahmat-Nya maka itu kalimat ini banyak digunakan oleh orang yang suka karena Allah semata bukan karena nafsu sahwati, oleh karena itu kalimat uhibbuka fillah dapat dikatakan kepada sesama muslim walaupun sesama lelaki, sedangkan kalimat i love you akan terasa ganjil jika dinyatakan oleh sesama jenis. Kata uhubbika fillah juga sering dikatakan oleh orang terhadap anaknya, saudara, paman, ibu, bapak, guru, suami/isteri, dan terhadap orang-orang yang diperintahkan Allah untuk menjaga hubungan ukhwah islamiyah dan akan menambah/mendatangkan kecintaan kepada Allah serta keridhoan Allah kepadanya.
Adanya kalimat fillah / Lillah = karena Allah inilah yang sebenarnya menyebabkan lebih dahsyat dari pada kalimat I love You, sedangkan pengertian cinta karena Allah adalah cinta yang tujuannnya untuk mencapai keridhoan Allah dan tidak ada tujuan apa pun dalam mencintai selain untuk mendapatkan ridha Allah. Orang yang semacam inilah yang kelak pada Hari Kiamat akan mendapat janji Allah.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:"Sesungguhnya Allah pada Hari Kiamat berseru, 'Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali per-lindungan-Ku." (HR. Muslim)
Dari Mu'adz bin Jabal ra. berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman, "Wajib untuk mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling mencintai karena Aku dan yang saling berkunjung karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku." (HR. Ahmad).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Allah berfirman pada Hari Kiamat, "Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku pada hari ini? Aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Ku." (HR. Muslim; Shahih)
Dari Abu Muslim al-Khaulani radhiyallahu 'anhu dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu, ia mengatakan: "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan dari Rabb-nya, dengan sabdanya, 'Orang-orang yang saling cinta karena Allah berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya dalam naungan 'Arsy pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya.'"
Abu Muslim radhiyallahu 'anhu melanjutkan, "Kemudian aku keluar hingga bertemu 'Ubadah bin ash-Shamit, lalu aku menyebutkan kepadanya hadits Mu'adz bin Jabal. Maka ia mengatakan, 'Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menceritakan dari Rabb-nya, yang berfirman, 'Cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling tolong-menolong karena-Ku, dan cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling berkunjung karena-Ku.' Orang-orang yang saling cinta karena Allah berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya dalam naungan 'Arsy pada hari tiada naungan kecuali naungan-Nya." (HR. Ahmad; Shahih dengan berbagai jalan periwayatannya)
Dari Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu, ia menuturkan, Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Allah berfirman, 'Orang-orang yang saling cinta karena keagungan-Ku, mereka mendapatkan mimbar-mimbar dari cahaya sehingga para nabi dan syuhada iri kepada mereka." (HR. At-Tirmidzi; Shahih)
Anas bin Malik ra. Rasul SAW. Bersabda:
Sesungguhnya bagi Allah SWT. Ada hamba yang dihari kiamat dipersiapkan mimbar untuk mereka, mimbar-mimbar tersebut diduduki oleh mereka/suatu kaum yang berpakaian dari nur/cahaya, dan wajah merekapun bercahaya, mereka bukan para Nabi ataupun orang-orang yang mati syahid, malahan para nabi dan para syuhadapun sangat mendambakannya/iri pada mereka. Lalu para sahabat bertanya: siapakah mereka itu ya Rasul? Jawab beliau SAW. : merekalah orang-orang yang saling mencintai dan menyayangi semata karena Allah, saling berziarah semata karena Allah, dan saling duduk/bergaul juga semata karena Allah SWT (HR. Thabrani dalam Al-Ausath)
Dari Abu Hurairah ra, Rasul SAW. Bersabda:Sungguh kelak di hari kiamat Allah berseru: Mana saja orang-orang yang saling menjalin cinta/berkasih sayang semata karena Aku? Maka demi kemenangan dan keluhuranKu, pada hari ini Aku memberi naunganKu, di hari tiada naungan kecuali naunganku. (HR. Thabrani)
Dari Barirah ra, Nabi SAW. Bersabda:Sesungguhnya di sorga terdapat kamar-kamar yang terlihat kulit luarnya dari dalam dan sebaliknya, Allah sediakan bagi orang-orang yang saling berkasih sayang dan yang suka saling berkasih sayang dan yang suka saling berziarah serta saling membantu karena Allah.
Dari hadist diatas, dapat kita ketahui bahwa kata ana uhibbuka fillah lebih dahsyat dari pada kalimat I love you?
Dalam konteks islam sebenarnya Kata uhibbuka fillah dapat tergambar dari hadits berikut:Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , diceritakan, "Dahulu ada seorang laki-laki yang berkunjung kepada saudara (temannya) di desa lain. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Ke mana anda hendak pergi? Saya akan mengunjungi teman saya di desa ini', jawabnya, 'Adakah suatu kenikmatan yang anda harap darinya?' 'Tidak ada, selain bahwa saya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla', jawabnya. Maka orang yang bertanya ini mengaku, "Sesungguhnya saya ini adalah utusan Allah kepadamu (untuk menyampaikan) bahwasanya Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai temanmu karena Dia."
Ungkapkan Cinta Karena Allah, Anas Radhiallaahu anhu meriwayatkan, "Ada seorang laki-laki di sisi Nabi Shalallaahu alaihi wasalam. Tiba-tiba ada sahabat lain (laki-laki) yang berlalu. Laki-laki tersebut lalu berkata, "Ya Rasulullah, sungguh saya mencintai orang itu (karena Allah)". Maka Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bertanya "Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya?" "Belum", jawab laki-laki itu. Nabi bersabda, "Maka bangkit dan beritahukanlah padanya, niscaya akan mengokohkan kasih sayang di antara kalian." Lalu ia bangkit dan memberitahukan, "Sungguh saya mencintai anda karena Allah." Maka orang ini berkata, "Semoga Allah mencintaimu, yang engkau mencintaiku karena-Nya." (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al-Albani).
Dari kedua hadits tersebut dapatlah dilihat ungkapan Ana uhibbuka fillah tidak lazim digunakan untuk hubungan seorang dalam jalinan kekasih-asmara dua sejoli yang dimabuk cinta, namun dilain pihak sangat dianjurkan untuk diucapkan orang yang sudah sah suami isteri, sesama kerabat atau teman dan pada intinya sesama umat islam.
Coba kita perhatikan lagi berita di bawah ini:Abu Idris Al-khaulani berkata: saya masuk masjid di Damsyik tiba-tiba ada seorang pemuda yang tampan (putih mengkilat giginya) dikerumuni oleh orang-orang, bahkan mereka jika berselisih dalam sesuatu hal maka menyandar pada pendapatnya.
Maka saya bertanya tentang pemuda itu. Dikatakan kepada saya: Ia Mu'adz bin Jabal ra. Maka pada esok harinya saya datang ke mesjid lebih pagi, mendadak saya lihat dia sudah ada didalam mesjid sedang sembahyang, dan setelah selesai sembahyang saya datang memberi salam kemudian saya berkata: Demi Allah, sungguh saya cinta kepadamu. Jawab Mu'azd: Demi Allah? Jawabku: Demi Allah. Maka dia menarik pinggir (ujung) selendangku, supaya mendekat padanya, sambil berkata : sambutlah khabar baik, saya telah mendengar Rasulullah SAW. Bersabda: Allah berfirman: pasti akan mendapat kasih sayangKu orang yang berkasih sayang karenaKu, dan sumbang-menyumbang ziyarah menziyarahi dan bantu membantu, dan berkumpul karenaKu.
Anas ra. Bersabda nabi SAW. : Tiga sifat siapa yang ia memilikinya akan merasakan kelezatan iman; (1) ia mencintai Allah dan Rasulullah lebih dari lain-lainNya. (2) Jika ia mencintai sesama manusia semata-mata karena Allah. (3) Enggan kembali kepada kafir setelah diselamatkan Allah daripadanya, sebagaimana enggan dimasukkan ke dalam neraka. (Bukhari-Muslim)
Mu'adz ra. Berkata : saya telah mendengar rasulullah SAW. Bersabda : Allah berfirman: Mereka yang cinta kasih karena kebesaranKu mempunyai beberapa mimbar dari cahaya, yang diinginkan oleh para nabi dan orang-orang mati syahid. (Attirmidzy)
Abu Kuraimah (Almiqdad) bin Ma'dy Karib ra. Berkata: bersabda Nabi SAW.: Jika seorang cinta kepada saudaranya, harus memberitahu kepadanya bahwa ia kasih sayang kepadanya karena Allah.
Mu'adz ra. Berkata: Rasulullah memgang tanganku sambil bersabda: hai mua'azd sungguh saya kasih padamu, dan berpesan pada mu: jangan kau tinggalkan tiap selesai sholat membaca: ALLAHUMMA A'INNI ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI 'IBADATIKA. (Ya Allah, tolonglah saya untuk tetap berdzikir padaMu dan bersyukur padaMu dan menyempurnakan ibadatku kepadaMu.)
Hal yang harus diperhatikan oleh orang yang saling mencintai karena Allah adalah untuk terus melakukan evaluasi diri dari waktu ke waktu. Adakah sesuatu yang mengotori kecintaan tersebut dari berbagai kepentingan duniawi?
Lemah Lembut, Bermuka Manis dan Saling Memberi Hadiah Paling tidak, saat bertemu dengan teman hendaknya kita selalu dalam keadaan wajah berseri-seri dan menyungging senyum adalah hal yang diperhatikan.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Jangan sepelekan kebaikan sekecil apapun, meski hanya dengan menjum-pai saudaramu dengan wajah berseri-seri." (HR. Muslim dan Tirmidzi).
Dalam sebuah hadis riwayat Aisyah Radhiallaahu anha disebutkan, bahwasanya "Allah mencintai kelemah-lembutan dalam segala sesuatu." (HR. al-Bukhari).
Dalam hadis lain riwayat Muslim disebutkan "Bahwa Allah itu Maha Lemah-Lembut, senang kepada kelembut-an. Ia memberikan kepada kelembutan sesuatu yang tidak diberikan-Nya kepada kekerasan, juga tidak diberikan kepada selainnya."
Termasuk yang membantu langgengnya cinta dan kasih sayang adalah saling memberi hadiah di antara sesama teman. Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Saling berjabat tanganlah kalian, niscaya akan hilang kedengkian. Saling memberi hadiah lah kalian, niscaya kalian saling mencintai dan hilang (dari kalian) kebencian." (HR. Imam Malik).
Saling Memberi Nasihat Dalam Islam, prinsip menolong teman adalah bukan berdasar permintaan dan keinginan hawa nafsu teman. Tetapi prinsip menolong teman adalah keinginan untuk menunjukkan dan memberi kebaikan, menjelaskan kebenaran dan tidak menipu serta berbasa-basi dengan mereka dalam urusan agama Allah. Termasuk di dalamnya adalah amar ma'ruf nahi mungkar, meskipun bertentangan dengan keinginan teman. Adapun mengikuti kemauan teman yang keliru dengan alasan solidaritas, atau berbasa-basi dengan mereka atas nama persahabatan, supaya mereka tidak lari dan meninggalkan kita, maka yang demikian ini bukanlah tuntunan Islam. Berlapang Dada dan Berbaik Sangka Salah satu sifat utama penebar kedamaian dan perekat ikatan persaudaraan adalah lapang dada. Orang yang berlapang dada adalah orang yang pandai memahami berbagai keadaan dan sikap orang lain, baik yang menyenangkan maupun yang menjengkelkan. Ia tidak membalas kejahatan dan kezhaliman dengan kejahatan dan kezhaliman yang sejenis, juga tidak iri dan dengki kepada orang lain.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, "Seorang mukmin itu tidak punya siasat untuk kejahatan dan selalu (berakhlak) mulia, sedang orang yang fajir (tukang maksiat) adalah orang yang bersiasat untuk kejahatan dan buruk akhlaknya." (HR. HR. Tirmidzi, Al-Albani berkata "hasan")
Karena itu Nabi Shalallaahu alaihi wasalam mengajarkan agar kita berdo'a dengan: "Dan lucutilah kedengkian dalam hati- ku." (HR. Abu Daud, Al-Albani berkata 'shahih')
Cinta karena Allah adalah dapat diartikan cinta kepada person yang dicintai Allah seperti para nabi, rasul para sahabat nabi dan orang-orang shalih. Cinta karena Allah jua berwujud cinta kepada perbuatan shalih seperti shalat, puasa, zakat, berbakti kepada orang tua, memuliakan tetangga, berakhlaq mulia, menuntut ilmu syar'I dan segala perbuatan yang baik lainnya. Dengan demikian, ketika seorang muslim mencintai seseorang atau perbuatan maka ia punya barometer " apakah hadir pada perbuatan maupun orang tadi hal yang dicintai Allah". Bagaimana kita tahu kalau suatu perbuatan dicintai Allah? Jawabnya adalah, apabila telah melakukan segala yang diperintahkan Allah atau yang diperintahkan Rasulullah berupa hal yang wajib maupun yang sunah (mustahab).
Cinta yang disyariatkan diantaranya adalah cinta kepada saudaranya seiman. "tidak beriman salah seorang diantara kalian sampai mencintai saudaranya sesama muslim sebagaimana mencintai dirinya sendiri" (HR. Bukhari dan Muslim). Cinta ini bermanfaat bagi pelakunya sehingga mereka layak mendapatkan perlindungan Allah di hari tiada perlindungan kecuali perlindngan Allah saja
Pelajaran yang terdapat dalam hadits tersebut:1. Seorang mu'min dengan mu'min yang lainnya bagaikan satu jiwa, jika dia mencintaisaudaranya maka seakan-akan dia mencintai dirinya sendiri.
2. Menjauhkan perbuatan hasad (dengki) dan bahwa hal tersebut bertentangan dengankesempurnaan iman.
3. Iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurangdengan kemaksiatan.
4. Anjuran untuk menyatukan hati.
Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Al-Mujtama' Al-Islamie mengatakan bahwa ukhuwwah islamiyah dapat melahirkan al-ikhaa'ul islamie, dan tujuan terpenting daripadanya adalah persamaan hak (al-musaawah), saling membantu (at-ta'aawun), dan cinta kasih karena Allah (al-hubb fillah).
Ciri ukhuwwah yang lain adalah At-Ta'awun atau saling bantu-membantu. Sudah sewajarnya manusia membutuhkan keberadaan orang lain untuk membantunya.
Sebagai seorang ikhwan sudah selayaknya kita siap memberikan bantuan kapan saja dan di mana saja bila saudara kita membutuhkannya. Bantuan adalah hal yang luas pengertiannya. Menolong saudaranya dalam hal mencegah terhadap perbuatan dzalim termasuk juga bantuan.
Jadi, bantuan dapat kita kerjakan kapanpun dalam setiap hembusan nafas kita. Sesuai sabda Rasulullah SAW, bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna untuk lingkungannya.
Ukhuwwah timbul dari adanya rasa cinta kepada Al-Ikhwan karena Allah. Cinta dapat diwujudkan melalui menghormati sesama ikhwan, berlapang dada, saling mendoakan, berharap akan kebaikan untuknya, dan menghindari rasa dengki.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadistnya riwayat Bukhari:
"Tidak boleh dengki kecuali dalam dua hal, (yaitu) seseorang yang diberi Allah SWT kekayaan dan dipergunakan kekayaannya untuk mempertahankan yang hak, dan kepada orang yang diberi Allah ilmu yang dengan ilmu itu diajarkan dan diamalkannya".
Untuk terbentuknya sebuah jalinan ukhuwwah, diperlukan metode atau jalan tersendiri. Di antaranya adalah taat berhukum pada Al-Qur'an dan mengambil sunah Rasul sebagai undang-undang kehidupan. Jika kita berukhuwwah dengan mengedepankan aspek ini, insya Allah ukhuwwah atas dasar iman kepada Allah yang dapat menghantar kita meraih ridho Allah dapat terwujud. Jadikanlah Allah sebagai sentral duniamu (Allah Oriented)
Selain itu diperlukan juga adanya budaya mengucapkan salam. Salam dalam islam berarti mendoakan keselamatan dan kesejahteraan untuk orang yang disalaminya. Dalam satu hadistnya Rasulullah SAW bersabda, "Demi Zat yang diriku berada pada genggaman-Nya, tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidaklah sempurna iman kalian sehingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menimbulkan rasa saling mencintai? Sebarkanlah (budayakanlah) salam di antara kalian.
"Manusia itu tergantung dien kawan kentalnya, maka perhatikanlah salah satu dari kawan kental manusia itu", begitulah bunyi sabda Rasulullah SAW. Membangun sebuah ukhuwwah tidaklah semudah seperti berjumpa dengan seseorang, menjabat tangannya, dan menanyakan namanya. Ada tolak ukur untuk membangun sebuah ukhuwwah islamiyah antar al-ikhwan. berikut tolok ukur membangun sebuah ukhuwwah.
1. Menjadikan ukhuwwah itu ikhlas karena Allah semata.2. Menjadikan ukhuwwah yang pertalian didalamnya atas dasar iman dan takwa.3. Menjadikan ukhuwwah yang didalamnya ada rasa komitmen untuk selalu menjalankan apa yang ditulis di Al-Qur'an dan dipesankan Rasulnya.4. Melestarikan ukhuwwah selalu saling menasihati dalam kebaikan.5. Menjadikan ukhuwwah atas dasar ta'awun dan tafakul baik dalam waktu sempit maupun lapang.
Rasulullah bersabda, "Ya Tuhanku, aku adalah hamba-Mu—Engkau menyandangkan kemuliaan tanpa akhir dan memberi pahala tanpa akhir. Sebelum melakukan suatu tindakan, kita telah diberi kemuliaan. Jika kita mengetahui hal tersebut maka segalanya adalah untuk Allah. Salah satu tindakan yang penting adalah berhubungan dengan sesama manusia. Hal ini juga harus dilakukan karena Allah dan dengan cinta untuk Allah bukan dengan cinta untuk dirimu, sebab jika kalian mencintai seseorang bukan karena Allah , kadang-kadang cinta itu bisa rusak, tetapi jika cinta itu untuk dan karena Allah, maka dia tidak akan meninggalkanmu.
Segala sesuatu untuk Allah akan berlangsung terus-menerus, permanen sedangkan segala sesuatu untuk diri sendiri bersifat sementara. Oleh sebab itu ambillah yang permanen, jangan yang bersifat sementara. Cinta adalah anugerah yang paling berharga yang diberikan oleh Allah kepada kita melalui Rasulullah . Pada saat kalian memberikan cinta kepada seseorang berarti kalian memberikan sesuatu yang paling berharga yang kalian miliki. Berikanlah cinta itu kepada Allah agar menjadi permanen.
Jika kalian memberi cinta yang sifatnya sementara, itu berarti munafiq, dan sesungguhnya Allah akan menguji kalian dengan cinta kalian. syaikh Abdullah Fa'iz ad-Daghestani berkata jika kalian mencintai seseorang dan orang itu memberi segala macam kesulitan dan menyakitimu, kemudian meletakkan tubuhmu dalam mesin pemotong daging. Dan ketika keluar dari mesin tubuhmu masih seperti sediakala, kalian akan tetap mencintainya, berarti itu adalah cinta sejati dan itu adalah cinta untuk Allah . Tetapi jika karena satu kata yang dia ucapkan membuat kalian marah dan tidak mencintainya lagi, berarti itu adalah cinta palsu yang tidak nyata. Tak seorang pun akan menerima cinta seperti itu.
Saat kalian berkata bahwa kalian mencintainya karena Allah , kalian harus menerima segala hal yang berasal dari-Nya, kalau tidak kalian adalah orang yang munafiq. Berikanlah cintamu demi Allah sehingga pada saat dia mengganggumu,cintamu adalah untuk Allah. Hal ini sangat penting untuk diketahui dan dipelajari karena ini bisa membawa kalian ke posisi tertinggi. Semoga Allah memberi kita cinta yang tidak pernah berubah karena sesuatu, yang bersifat permanen dalam segala kondisi.
Cinta yang dijalin karena kepentingan duniawi tidak mungkin bisa langgeng. Bila manfaat duniawi sudah tidak diperoleh biasanya mereka dengan sendirinya berpisah bahkan mungkin saling bermusuhan. Berbeda dengan cinta yang dijalin karena Allah, tidak ada maksud dan tujuan kecuali Allah dan tidak mengharapan balasan kecuali dari Allah, mereka akan menjadi saudara yang saling mengasihi dan saling membantu, dan persaudaraan itu tetap akan berlanjut hingga di negeri Akhirat.Allah berfirman, artinya, "Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (QS. Az-Zukhruf: 67)
Ya Allah, anugerahilah kami hati yang bisa mencintai teman-teman kami hanya karena mengharap keridhaan-Mu. Amin. (Ibnu Umar)
Ketahuilah, setiap orang arif tidak cinta segala sesuatu melainkan hanya cinta kepada Allah. Karena ia berkeyakinan dalam hati bahwa seluruhnya dari Allah. Dan melazimkan Cinta kepada Allah akan senang pada makhluk-Nya dan segala perbuatannya. Karena cinta kepadanya akan mendatangkan cinta kepada Allah, seperti cinta kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau adalah pesuruh Allah. Begitu juga cinta kepada para sahabatnya karena cinta kepada Nabi SAW. Sedangkan cinta Nabi SAW akan menarik cinta kepada Allah. Begitu juga cinta kepada auliya', dan ulama itu cinta kepada Allah. Cinta kepada makanan karena cinta kepada Allah, sebab makanan salah satu nikmat-Nya yang menjadi penguat untuk beribadah. Cinta kepada pakaian dan perempuan dan segala isi dunia karena cinta kepada Allah, semuanya nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Setiap yang engkau cintai dikiaskan cinta kepada Allah.
Maka jika ada seseorang yang mengucapkan Ana uhibbuka fillah (aku mencintaimu karena Allah), maka dalam arti yang sebenar-benarnya ialah cintanya itu ialah semata-mata karena Allah, yang dimaksud kalimat cinta disini bukanlah sebagaimana kalimat cinta antara hubungan asmara pemuda-pemudi, akan tetapi lebih cenderung kepada hubungan cinta kasih yang ikhlas antara sesama muslim dalam arti persaudaraan serta tidak ada nafsu dan syahwat yang melekat, karena bukan nafsu dan syahwat lah ia cinta melainkan karena hanya Allah. Karena dengan ia melihat/teringat seseorang tersebut, maka dia 'melihat' pandangan bathinnya tertuju semata-mata karena Allah dan mendatangkan kecintaan terhadap Allah atau urusan ukrawi, sebagaimana dalam cerita berikut:
Dari Anas bin Malik ra. Ia berkata : ayat 89 surah An-Nisa turun berkait dengan sikap seorang pelayan Rasul SAW. Yang bernama Tsauban. Ia sangat beruntung ditakdirkan oleh Allah menjadi manusia yang sangat merindukan Rasul SAW akibat cinta yang menghanguskan (maaf saya istilahkan gila cinta), hilanglah rasa sabarnya, jika terlalu lama berpisah dengan Beliau SAW. Mungkin dalam dunia remaja, bagai seorang gadis jatuh cinta pada seseorang jejaka untuk pertama kalinya, kemudian ditinggal pergi oleh jejaka (sang kekasih) tersebut.
Alkisah, pada suatu hari Tsauban datang menghadap Rasul SAW dengan raut muka berubah, tubuh kurus, kering kerontang dan terlihat mencolok kesedihan di wajahnya. Ketika hal itu di tanya oleh Rasul SAW. Tsauban menjawab: Ya Rasul, sebenarnya tubuhku tidak sakit, dan tidak menderita penyakit apapun, kecuali jika aku tidak melihat engkaul lenyaplah kesabaranku, hingga aku menjumpaimu, lalu ingatanku tertuju pada akhirat. Kalau sudah demikian maka timbullah kekhawatiranku jangan-jangan aku tidak melihat wajahmu disana, sebab aku tahu pasti bahwa kedudukanmu bersam para Nabi terdahulu, dan seandainya aku masuk sorgapun kondisi tempatku jauh berbeda dengan maqom/kedudukan engkau, bahkan jika aku tidak dimasukkan ke sorga, maka untuk selama-lamanya aku tidak dapat lagi memandang wajahmu, kemudian bagaimana dengan nasibku kelak diakhirat? dengan demikian maka turunlah ayat 69 surat An-nissa tersebut:" Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."
Dengan adanya cinta kepada Allah maka tentu ia akan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya.
Nabi SAW. Bersabda:Amal yang paling utama ialah cinta karena Allah dan benci juga karena Allah. (hadits riwayat Abu Hurairah)
Didalamnya menyimpan isyarat bahwa orang mukmin tidak boleh tidak, harus mempunyai kawan yang saling mencintai semata karena Allah SWT. Dan harus ada yang saling membencinya karena ia melanggar laranganNya, sebab orang disenangi itu pasti ada salah satu sebabnya, maka sudah semestinya ia dibenci juga akibat bertentangan dan dialah orang yang menjadi sasaran senang atau benci, namun mereka berdua dalam satu hati, maksudnya senang dan marah/benci membenam dalam lubuk hati, dan salah satunya akan timbul disaat menang. Dan disaat rasa senang itu timbul maka terlihat nyata rasa kasih sayang, ia akan mendekat dan mendukungnya. Itulah yang disebut Muwala/berturut-turut saling berkasih sayang. Dan ketika marah/benci menang, maka terlihat nyata sebagaimana perbuatan memarahi, saling menjauhi dan bertentangan, itulah yang disebut ma'adah/saling bertentangan.
Sabda Nabi SAW.:Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu hingga Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada diri sendiri, keluarga, anak, harta dan seluruh manusia
Makna mahabbah adalah condong hati kepada sesuatu yang disukai. Setiap yang nikmat pasti disukai oleh nafsu, dan karena inilah Nabi SAW. bersabda:
Aku diberi kesenangan terhadap tiga perkara dari duniamu: Minyak wangi, perempuan dan ketenanganku dijadikan waktu shalat (khusu di dalam shalat)
Ketahuilah cinta kepada Allah terbagi menjadi dua:1.Fardlu atau wajib. Yakni cinta kepada Allah untuk menjalankan ibadah wajib, menjauhi maksiat serta ridha kepada qadha dan qadar-Nya.
2.sunat, yakni cinta kepada Allah yang membawa kepada berbuat ibadah sunnat dan menjauhi yang syubhat.
Ibnu Qayyim al-Jauziyah (691-751 H) membagi Cinta menjadi empat bagian.
Pertama, mencintai Allah. Dengan mencintai Allah seseorang belum tentu selamat dari azab Allah, atau mendapatkan pahala-Nya, karena orang-orang musyrik, penyembah salib, Yahudi, dan lain-lain juga mencintai Allah.
Kedua, mencintai apa-apa yang dicintai Allah. Cinta inilah yang dapat menggolongkan orang yang telah masuk Islam dan mengeluarkannya dari kekafiran. Manusia yang paling Cintai adalah yang paling kuat dengan cinta ini.
Ketiga, Cinta untuk Allah dan kepada Allah. Cinta ini termasuk perkembangan dari mencintai apa-apa yang dicintai Allah.
Keempat, Cinta bersama Allah. Cinta jenis ini syirik. Setiap orang mencintai sesuatu bersama Allah dan bukan untuk Allah, maka sesungguhnya dia telah menjadikan sesuatu selain Allah. Inilah cinta orang-orang musyrik.
Pokok ibadah, menurut Ibnu Qayyim, adalah Cinta kepada Allah, bahkan mengkhususkan hanya Cinta kepada Allah semata. Jadi, hendaklah semua Cinta itu hanya kepada Allah, tidak mencintai yang lain bersamaan mencintai-Nya. Ia mencintai sesuatu itu hanyalah karena Allah dan berada di jalan Allah.
Cinta sejati adalah bilamana seluruh dirimu akan kau serahkan untukmu Kekasih (Allah), hingga tidak tersisa sama sekali untukmu (lantaran seluruhnya sudah engkau berikan kepada Allah) dan hendaklah engkau cemburu (ghirah), bila ada orang yang mencintai Kekasihmu melebihi Cintamu kepada-Nya.Wallahu a'lam bissawab
Sermoga Mencerahkan, itu saja...

perbedaan kaya dan miskin

apakah kaya dan miskin hanya soal materi?menurut saya tidak karena itu kaya atau miskin sangat tergantung dari definisi yang kita berikan pada dua kata ini dan dari cara kita menyikapinya

1. kaya adalah ketika mampu membantu orang lain
2. kaya adalah ketika mampu memberikan sebanyak-banyaknya kemanfaatan untuk orang lain
3. kaya adalah ketika merasa cukup dengan apa yang telah dimiliki
4. kaya adalah ketika ibadah bisa khusyuk, ikhlas, dan maksimal
5. kaya adalah ketika mampu ber'amal di dunia untuk akhirat sebanyak-banyaknya


6. kaya adalah ketika senantiasa memiliki hati yang bergantung pada Allah, senantiasa mampu mnegingatnya
7. kaya adalah ketika hati merasa tenang dan nyaman dimanapun, kapanpun, dan dalam situasi bagaimanapun
8. kaya adalah ketika fisik senantiasa prima untuk menyambut seruan Allah, melaksanakan perintah Allah dan mampu menjauhi larangan Allah
9. kaya adalah ketika pikiran mampu senantiasa bekerja untuk menghasilkan karya-karya yang bermanfaat untuk umat, agama, dan bangsa serta keluarga
10. kaya adalah ketika harta ada di tangan, maka tangan ini rela memberikannya untuk infaq dan shadaqah serta menunaikan kewajiban zakat di jalan Allah


11. kaya adalah ketika ilmu ada di hati dan akal, maka ia berusaha membagi ilmu tersebut dan memberi kemanfaatan bagi sesamanya dan bagi hewan serta alam
12. kaya adalah ketika memiliki akhlaq yang mulia yang membuatnya dicintai dan dido'akan oleh penduduk bumi dan penduduk langit dan masih banyak lagi


sedangkan miskin :1. miskin adalah ketika selalu tamak, rakus dengan apa yang telah dimiliki saat ini
2. miskin adalah ketika merasa iri dan dengki dengan harta yang dimiliki orang lain
3. miskin adalah ketika merasa iri dan ingin selalu menikmati kesenangan duniawi
4. miskin adalah ketika hati jauh dari Allah, sehingga pikiran tidak tenang
5. miskin adalah ketika tidak mampu memberikan kemanfaatan pada sesama manusia, hewan, dan alam sekitar dengan harta dan ilmu yang dimilikinya


6. miskin adalah ketika ia tidak memiliki apapun untuk diberikan pada orang lain, bahkan meskipun hanya sekedar ucapan salam dan senyuman yang tulus pada sesamanya
7. miskin adalah ketika merasa bahwa Allah tidak adil dan tidak mencintainya
8. miskin adalah ketika senantiasa menyalahkan orang lain atas kegagalan dan kepedihan yang dialaminya
9. miskin adalah ketika tidak mampu menyambut seruan Allah, memenuhi perintahnya dan menjauhi larangannya
10. miskin adalah ketika senantiasa berandai-andai dan tidak pernah mencoba menggapai impiannyadan masih banyak lagi


maka, kaya dan miskin adalah soal pilihanapakah saat ini kita merasa kaya? atau merasa miskin? semuanya berasal dari cara kita memaknainya sesungguhnya menjadi seorang muslim yang mukmin akan selalu kaya,sebab jika mendapat ujian dan cobaan ia bersyukur dan jika mendapat nikmat ia bersabar, maka segala hal menjadi kebaikan baginya


ya Allah..berikan kami ilmu yang dengannya kami bisa memberi kemanfaatan bagi umat, masyarakat, keluarga, bangsa dan negara kami,ya Allah..berikan kami harta yang dengannya kami bisa membantu dan meringankan saudara-saudara kami yang kekurangan dan membutuhkan bantuan


ya Allah..berikan kami kekuatan jiwa yang membuat kami ikhlas dan ringan untuk mengeluarkan harta dan ilmu kami di jalan-Mu sehingga kami mampu menjadi orang yang penuh manfaat bagi diri kami sendiri, keluarga, umat, dan masyarakat kami


ya Allah berikan kami ketenangan jiwa dan emosi, sehingga dengannya kami senantiasa mampu memberikan senyuman terbaik untuk saudara2 kami, akhlaq terbaik pada sesama manusia dan pada alam semesta, menjadi pendengar yang baik untuk mampu mengambil manfaat dari apa2 yang kami dengar, menjadi pemerhati terbaik untuk mampu mengambil manfaat dari apa2 yang kami lihat

Allahu a'lam semoga bermanfaat

Minggu, 05 September 2010

Yang berhak dicinta di atas cinta

Dari anas bin malik radliyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu’alaihiw a sallam bersabda: “Ada tiga hal yang barangsiapa memilikinya niscaya ia akan mendapatkan manisnya iman:

(1). Allah ta’ala dan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam lebih ia cintai daripada yang lainnya,

(2). Mencintainya seseorang, tidaklah ia mencintainya melainkan karena Allah ta’ala,

(3). Benci untuk kembali kepada kekafiran setelah Allah ta’ala menyelamatkan darinya sebagaimana ia benci dirinya dimasukkan ke dalam api



Merasakan manisnya sesuatu merupakan buah dari cinta terhadapnya. Di kala seseorang mencintai sesuatu atau menyukai lantas mendapatkannya, maka ia akan merasakan manis, lezat dan bahagia karenanya. Demikian pula manisnya iman yang dirasa oleh seorang mukmin; kelezatan dan kebahagiaan yang ia dapatkan dalam keimanannya sebanding dengan cinta yang ada dalam dirinya. Dan hal itu akan ia dapatkan dengan melakukan tiga hal yang disebutkan oleh hadits di atas.[2]



Cinta, sebuah kata yang indah didengar, manis diucapkan, nikmat dirasakan. Cinta adalah karunia dan rohmat dari Allah ta’ala yang Dia berikan dan Dia bagikan kepada manusia.

Segala puji bagi Allah ta’ala yang telah menjadikan cinta sebagai jalan menuju apa yang dicintai-Nya, dan telah menjadikan ketaatan dan ketundukan kepada-Nya sebagai dalil atas kebenaran dan kejujuran cinta.



Dia-lah yang telah menggerakkan jiwa dengan cinta menuju kesempunaan. Mahasuci Allah yang telah memalingkan hati kepada yang Dia kehendaki dan untuk apa yang Dia kehendaki dengan kekuasaan-Nya. Dia lah yang menjadikan cinta bercorak dan bercita warna, membagikan cinta kepada para hamba-Nya, memberikan pilihan kepada mereka apa dan siapa yang dicintainya; ada cinta yang mulia dan ada yang hina, ada yang cinta harta, wanita, tahta dan segala yang nista.



Namun ada sebuah cinta yang paling mulia, (yaitu) cinta kepada Sang Pencipta cinta, yang telah menciptakan alam semesta dengan cinta, dan untuk cinta, karena pada hakikatnya cinta yang tertinggi dan termulia dari hamba adalah menghamba kepada-Nya. Dan tiada yang berhak menerima cinta termulia ini melainkan Dzat yang seluruh alam semesta harus tunduk kepada-Nya. Karena tidaklah jin dan manusia diciptakan melainkan untuk menghamba kepada-Nya. Dan seluruh cinta harus tunduk di bawah cinta-Nya dan cinta karena-Nya.

Semakin bertambah cinta seorang mukmin kepada Allah ta’ala dan Rasul-Nya, semakin bertambah pula rasa manis imannya. Karena iman memiliki rasa manis dalam hati, kelezatan iman yang tidak diketahui melainkan oleh Allah ta’ala, itulah cinta di atas cinta[3]





Cinta Hakiki Cinta Yang Terbukti

Cinta butuh kepada bukti untuk bisa diakui kebenaran cintanya. Karena siapapun bisa saja mengaku cinta, namun tidak semua pengakuan cinta itu hakiki dan sejati, dan tidak semua pengakuan cinta itu abadi. Ada tanda-tanda dan bukti cinta yang harus diwujudkan hingga bisa diketahui manakah sebenarnya cinta yang sejati dan mana yang hanya sekedar cinta palsu. Demikian pula apakah cinta itu tulus dan murni ataukah sebenarnya ada keinginan lain dibalik pengakuan cinta, apalagi jika pengakuan cinta itu ditujukan kepada Allah dan Rasul-Nya, atau cinta karena Allah ta’ala dan benci karena-Nya; tentu bukan pengakuan yang sepele dan mudah diucapkan begitu saja, tetapi disinilah ukuran iman akan ditentukan. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Tidaklah seorang hamba beriman hingga aku menjadi orang yang lebih ia cintai daripada keluarganya, hartanya dan manusia semuanya.”(HR. Bukhori)



Allah ta’ala juga berfirman:

”Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri” (QS. Al-Ahzab: 6).

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Hisyam radliyallahu’anhu bahwa ia berkata: Kami bersama Nabi shallallahu’alaihi wa sallam   ketika itu beliau shallallahu’alaihi wa sallam menggandeng Umar bin al Khattab radliyallahu’anhu lalu Umar berkata kepada beliau,

”Wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri”.

Maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Tidak ![4] Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan Nya, hingga aku menjadi orang yang lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri”

Maka ’Umar radliyallahu’anhu pun berkata kepada beliau, ”Sesungguhnya sekarang, Demi Allah, engkau sungguh lebih aku cintai daripada diriku sendiri”.

Maka beliau shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Sekaranglah wahai Umar !”[5] yakni, baru sekaranglah imanmu sempurna





Pedoman Hakikat Cinta

Allah ta’ala telah memberikan sebuah pedoman untuk mengetahui hakikat pengakuan cinta seseorang, (yaitu) bahwa yang menjadi ukuran dan bukti cinta seseorang kepada Allah ta’ala adalah sejauh mana dia dalam ber ittiba’ (mengikuti petunjuk) Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Allah berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورُُ رَّحِيمُُ

”Katakanlah: ’Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosa kalian’. Allah Maha Pengampun dan Penyanyang” (QS. Ali-’Imron: 31)

Ittiba’ kepada Rasulullah merupakan bukti cinta hamba kepada Allah ta’ala. Dan Allah ta’ala memberikan janji kepada hamba-Nya berupa balasan cinta-Nya ketika memenuhi syarat cinta.



Karena yang paling penting dan paling agung bukanlah pengakuan hamba bahwa ia mencintai-Nya, namun yang paling penting dan agung adalah ketika ia dicintai dan dibalas cintanya oleh yang dicintainya.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa ittiba ’kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam adalah bukti dan realisasi pengakuan cinta seseorang kepada Rasulullah yang harus didahulukan dan diletakkan di atas cinta kepada yang lainnya. Dan inilah hakikat cinta kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang sebenarnya. Barangsiapa yang menyelisihi, menyimpang dan meninggalkan ittiba’, apalagi mengolok-olok, meremehkan, menghina dan menghujat sunnah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, berarti dia telah bermaksiat kepada Allah ta’ala, sekaligus menafikan kesempurnaan atau bahkan seluruh imannya.

Hanya kepada-Nya lah seharusnya kita memberikan cinta di atas cinta.

Walillahil mahabbah.

Untukmu Wahai Para Suami

disusun oleh:

Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

.

I. PENGANTAR

Kalau selama ini kehidupan rumah tangga dinamakan dengan sebuah bahtera itu mungkin ada benarnya, karena dalam sebuah keluarga tidak akan ada yang selamat dari adanya riak-riak kecil gelombang lautan yang dihembuskan angin sepoi-sepoi sampai adanya sebuah badai yang dasyat. Bersatunya dua insan yang punya karakteristik, latar belakang, pendidikan, mental dan lainya yang mungkin serba berbeda akan banyak menimbulkan banyak gesekan. Dari sinilah maka sebuah pertengkaran kecil, perseteruan unik dalam keluarga sudah dianggap sebagai bumbu pelengkap kelezatan hidup dalam kebersamaan.



Namun, kalau hal itu tidak diatasi dan disikapi dengan bagus dan arif, maka yang namanya pertengkaran kecil itu akan menjadi sebuah bumerang yang terkadang bisa mengkandaskan bahtera itu sebelum sampai pada cita-cita impian bersama.

Sangat miris hati ini saat mendengar bahwa para ibu-ibu banyak yang memakan daging suami mereka sendiri. Banyak suasana ngobrol yang seharusnya bisa diisi dengan hal-hal yang lebih bermanfaat, malah menjadi lainnya. Terdorong untuk menasehati sesama muslim karena memang agama ini adalah nasehat, maka hati inipun tergerak untuk menggugah dan tangan inipun mulailah menorehkan untaian kata-kata ini.





Pada awalnya saya agak bingung dari siapa saya harus memulai, apakah dari suami ataukah istri, karena saya yakin masalah ini tidak bisa dibebankan pada salah satu saja, namun karena saya adalah laki-laki yang juga suami, maka lebih baiknya kalau saya mulai dari jenisku sendiri para kaum suami.

Bacalah, resapilah lalu renungkanlah mudah-mudahan ini bisa menjadi setitik obat bagi sebuah luka dan semoga rumah tangga menjadi penuh dengan berkah baik saat senang maupun susah, baik saat lapang maupun sempit.



.

B. PAHAMILAH KARAKTER ISTRIMU

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa Muhammad seorang Rosul nan mulia telah menghabarkan kepada kita kaum laki-laki tentang siapa sebenarnya seseorang yang selalu mendampingi kita dalam kehidupan kita sehari-hari, dalam sebuah gambaran yang sangat indah beliau pernah bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : وَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا فَإِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

Dari Abu Huroiroh dari Rosululloh bersabda : “Berwasiatlah kalian yang baik kepada kaum wanita, karena mereka tercipta dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas, maka kalau engkau meluruskannya berarti engkau mematahkannya, namun jika engkau membiarkannya maka dia akan selamanya bengkok, oleh karena itu berwasiatlah yang baik kepada wanita.” (HR. Bukhori 5168, Muslim : 1468)





Tahukah engkau bagaimana sebuah tulang rusuk yang bengkok, tulang rusuk dimana-mana itu keras dan kaku, maka butuh cara tertentu untuk bisa meluruskannya, kalau engkau meluruskanya dengan keras dan secara langsung, tidak diragukan lagi bahwa tulang itu akan segera patah ? kalau sekedar patahnya tulang tidaklah mengapa, namun kalau patahnya sebuah keluarga , maka apakah maknanya ?

Namun bukan berarti itu membuat sang suami harus menyerah beralaskan dengan bengkoknya tulang rusuk, karena Rosululloh pun menandaskan bahwa kalau engkau biarkan maka dia akan selamanya bengkok. Lalu bagaimana solusinya ?

Perhatikanlah hadits berikut :





Dari Samuroh bin Jundub berkata : “Rosululloh bersabda :

“Sesungguhnya wanita itu tercipta dari tulang rusuk, maka jika engkau meluruskannya niscaya engkau akan mematahkanya, oleh karena itu ambillah sikap mudaroh , niscaya engkau akan bisa hidup dengannya.”

(HR. Ibnu Hibban : 1308 dengan sanad yang shohih)

Berkata Al Hafidl Ibnu Hajar, “Al Mudaroh” adalah bersikap basa-basi dan lunak.

Beliau juga berkata :

“Hadits ini menunjukkan akan diperintahkan bersikap mudaroh kepada wanita untukmengambil hati dan menggait simpatinya. Hadits ini juga menunjukan bahwa cara bersikap dengan wanita harus banyak memaafkan dan bersabar akan kebengkokannya. Dan barang siapa yang menginginkan untuk meluruskannyaniscaya dia tidak akan bisa hidup bersama mereka, padahal tidak mungkin ada seorang pun laki-laki yang bisa hidup tanpa wanita, disini seakan-akan Rosululloh bersabda bahwasannya hidup senang bersama seorang istri tidak mungkin bisa dicapai kecuali harus dengan bersabar atas kekurangannya.” (Lihat Fathul Bari 9/254 dengan sedikit perubahan)




Sikap mudaroh yang dituntunkan oleh Rosululloh ini mempunyai konsekwensi berikut ini :
Bukankah seorang mulim itu lembut tutur kata dan sikapnya ?
Bertuturlah yang lembut kepada istrimu! Kaum laki-laki saja senang dengan kelembutan kata dan ucapan, apalagi wanita yang memang diciptakan dengan segala kelemahlembutannya ?
Bukankah Rosululloh adalah suri tauladan bagi kita semua. Camkanlah hadits berikut ini !

عَنْ أَنَسٍ قَالَ لَمْ يَكُنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا وَلَا لَعَّانًا وَلَا سَبَّابًا

Dari Anas bim Malik berkata : “Rosululloh itu bukan orang keji ucapannya, juga bukan orang yang suka melaknat dan mencela.” (HR. Bukhori : 6046)





Dari sinilah, Rosululloh juga bersabda :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا

Dari Abu Huroiroh berkata : Rosululloh bersabda : “Janganlah seorang laki-laki mu’min mencela seorang wanita mu’minah, karena jika dia tidak suka salah satu perangainya maka dia akan ridlo dengan perangainnya yang lain.”

(HR. Muslim : 1469, Ahmad : 8163)





Alangkah bagusnya apa yang dikatakan oleh Hasan Al Bashri :

“Nikahkanlah anakmu dengan orang yang agamanya bagus, karena jika dia mencintainya maka dia akan memuliakannya sedangkan jika tidak mencintainya maka tidak akan mendholiminya.”

Lihatlah bagaimana Rosululloh bersikap lembut kepada istri-istrinya, meskipun dalam suasana yang melelahkan, dalam sebuah perjalanan.

Dari Aisyah berkata : “Saya keluar bersama Rosululloh dalam sebuah berjalanan, dan saat itu saya masih kecil belum gemuk, maka beliau berkata kepada para sahabat lainnya : “Berangkatlah kalian terlebih dahulu, kemudian beliau berkata kepadaku : “Kemarilah, ayo kita lomba lari.” Maka saya pun meladeni lomba bersama beliau dan saya bisa mendahului beliau, sehingga tatkala saya sudah menjadi gemuk, sayapun keluar lagi bersama Rosululloh dalam sebuah perjalanan, lalu beliau berkata kepada para sahabatanya : “Majulah kalian terlebih dahulu, kemudian beliau berkata kepadaku : “Kemarilah kita lomba lari lagi.” Namun kali ini beliau mendahuluiku. Maka Rosululloh tertawa seraya berkata : “Ini sebagai balasan kekalahan yang dahulu.” (HR. Ahmad 6/264, Abu Dawud : 2578, Ibnu Majah : 1979)




Sikap lembutnya Rosululloh sampai pada tingatan beliau membiarkan Aisyah untuk bermain dengan boneka-boneka mainannya.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِي الله عَنْهَا قَالَتْ قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غَزْوَةِ تَبُوكَ أَوْ خَيْبَرَ وَفِي سَهْوَتِهَا سِتْرٌ فَهَبَّتْ رِيحٌ فَكَشَفَتْ نَاحِيَةَ السِّتْرِ عَنْ بَنَاتٍ لِعَائِشَةَ لُعَبٍ فَقَالَ مَا هَذَا يَا عَائِشَةُ قَالَتْ بَنَاتِي وَرَأَى بَيْنَهُنَّ فَرَسًا لَهُ جَنَاحَانِ مِنْ رِقَاعٍ فَقَالَ مَا هَذَا الَّذِي أَرَى وَسْطَهُنَّ قَالَتْ فَرَسٌ قَالَ وَمَا هَذَا الَّذِي عَلَيْهِ قَالَتْ جَنَاحَانِ قَالَ فَرَسٌ لَهُ جَنَاحَانِ قَالَتْ أَمَا سَمِعْتَ أَنَّ لِسُلَيْمَانَ خَيْلًا لَهَا أَجْنِحَةٌ قَالَتْ فَضَحِكَ حَتَّى رَأَيْتُ نَوَاجِذَهُ *

Dari Aisyah berkata : “Rosululloh datang dari perang Tabuk atau Khoibar dan saat itu di kamarku ada kain penutup, lalu berhembuslah angin dan membuka bagian yang tertutupi berupa boneka-boneka kecil milik Aisyah, maka Rosululloh bersabda : “Apa ini wahai Aisyah ? Aisyah menjawab : “Boneka-boneka milikku.” Lalu Rosululloh melihat diantaranya ada kuda yang punya dua sayap yang terbuat dari kulit, maka Rosululloh bersabda : “Apa yang berada ditengah-tengah itu ? Aisyah menjawab : “Kuda.” “Lalu apa itu ? Tanya Rosululloh selanjutnya. Aisyah menimpali : “Dua sayap.” Maka Rosululloh bertanya lagi : “Emangnya ada kuda yang punya dua sayap ?.” Maka Aisyah menjawab : “Tidakkah engkau mendengar bahwa bahwa Nabi Sulaiman punya kuda yang punya banyak sayap ? maka Rosululloh pun tertawa sampai nampak gigi geraham beliau.”

(H.R. Abu Dawud 4932)





Lihatlah wahai saudaraku bagaimana, Rosululloh bersikap dengan seorang istri, penuh dengan kelembutan, senda gurau, rileks dan lainnya.
Tidak sampai disitu saja, bahkan Rosululloh memanggil teman-teman Aisyah untuk bermain boneka bersama.

Dari Ummul mu’minin Aisyah berkata : “Saya bermain boneka berbentuk anak wanita disisi Rosululloh, dan saya juga mempunyai teman-teman wanita yang bermain bersamaku, dan jika Rosululloh masuk maka mereka bersembunyi lalu Rosululloh mengutus mereka untuk bersamaku lalu merekapun bermain lagi denganku.”





.

C. APAKAH ISTRIMU LEBIH BAIK DARIPADA UMMAHATUL MUKMININ?

Saya sangat heran kepada sebagian ikhwan yang tatkala sebelum menikah dia membayangkan bahwa kalau nantinya dia sudah menikah dengan seorang akhwat yang banyak belajar agama, maka hidupnya hanya akan berisi ketentraman dan keindahan tanpa adanya pertengkaran , keributan dan lainnya.

Ada yang sering mereka katakan, “Bukankah para akhwat itu tahu bahwa seorang istri yang sholihat adalah kalau dilihat oleh suami maka akan menyenangkannya, kalau diperintah oleh suami maka akan mentaatinya, kalau ditinggal pergi oleh suami maka dia akan menjaga diri dan hartanya, sebagaimana dalam sebuah hadits dari Rosululloh ?

Untuk ikhwan semacam itu saya katakan,

“Apakah istri anda lebih bagus daripada para wanita sahabat bahkan lebih bagus dari pada para ummahatul mu’minin?”

“Apakah kehidupan Rosululloh lepas dari permasalahan rumah tangga?”

“Lihatlah bukankah telah terjadi perceraian dikalangan para sahabat?

“Bukankah sampai terjadi khulu’ (tuntutan cerai dari pihak istri ) di zaman Rosululloh?”

“Bukankah Rosululloh pernah bertengkar dengan istrinya selama sebulan penuh?

“Dan bukankah Rosululloh pernah menceraikan Hafshoh binti Umar meskipun kemudian beliau merujuknya kembali ?




Wallohi, seseorang yang menginginkan kehidupan kayak begitu, saya khawatir kekecewaan dia akan menjadi sangat besar dan luka dia akan menjadi sangat lebar.

Perhatikanlah, ya akhi riwayat berikut ini :

Dari Jabir bin Abdillah bahwasannya Abu Bakr datang minta izin untuk bertemu dengan Rosululloh , dan beliau menemukan para sahabat sedang duduk-duduk dipintu rumah beliau, mereka tidak diizinkan masuk, namun Abu Bakr diizinkan masuk, ternyata beliau menemukan Rosululloh sedang duduk terdiam dan disekitar beliau ada istri-istrinya, lalu Umar pun datang dan beliau diizinkan masuk dan Rosululloh pun masih duduk terdiam, Abu Bakr berkata : “Wallohi saya akan membuat Rosululloh tertawa.” maka beliau berkata : “Wahai Rosululloh, Apa pendapatmu sendainya putrinya Khorijah (istri Abu Bakr) minta nafkah kepadaku, namun saya malah bangkit dan menohok lehernya ? maka Rosululloh pun tertawa seraya berkata : “Sebagaimana engkau lihat, semua istriku minta tambahan nafkah kepadaku.” Maka Umar pun bangkit dan menohok leher Hafshoh , begitu pula Abu Bakr dengan Aisyah, keduanya berkata : “Mengapa kalian minta kepada Rosululloh yang tidak beliau punyai ? maka keduanya menjawab : “Wallohi, kami tidak minta yang tidak beliau punyai.” Lalu Rosululloh memisahkan diri dengan mereka selama satu bulan.



kemudian turunlah firman Alloh :

يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلاً {28} وَإِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ اللهَ وَرَسُولَهُ وَالدَّارَ اْلأَخِرَةَ فَإِنَّ اللهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَاتِ مِنكُنَّ أَجْرًا عَظِيم

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu: “Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut’ah [1213] dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. Dan jika kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Alloh dan Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Alloh menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar.” (QS. Al Ahzab : 28,29 )





Maka Rosululloh memulainya dengan Aisyah : “Saya kepingin menyampaikan kepadamu sebuah perkara, jangan tergesa-gesa memutuskan sebelum engkau minta pendapat kedua orang tuamu.” Aisyah berkata : “Apa itu Wahai Rosululloh.” Maka Rosululloh membaca ayat ini , lalu Aisyah berkata : “Apakah mengenai engkau saya harus minta pendapat kedua orang tuaku, bahkan saya pilih Alloh, Rosul Nya dan kampung akhirat, tapi saya mohon kepada njenengan agar jangan bilang pada satupun istrimu dengan jawabanku ini.” maka Rosululloh menjawab : “Tidak ada seorangun diantara mereka yang bertanya mengenai ini kecuali akan aku jawab, karena saya tidak diutus oleh Alloh untuk menyulitkan namun Alloh mengutusku untuk mengajar dan membuat kemudahan.”

(HR. Muslim : 1478)





 Lihatlah Fathimah binti Rosululloh, kesayangan Rosululloh dan penghulu wanita ahli surga. Namun, lihatlah kasus ini:

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ مَا كَانَ لِعَلِيٍّ اسْمٌ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَبِي تُرَابٍ وَإِنْ كَانَ لَيَفْرَحُ بِهِ إِذَا دُعِيَ بِهَا جَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْتَ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَام فَلَمْ يَجِدْ عَلِيًّا فِي الْبَيْتِ فَقَالَ أَيْنَ ابْنُ عَمِّكِ فَقَالَتْ كَانَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ شَيْءٌ فَغَاضَبَنِي فَخَرَجَ فَلَمْ يَقِلْ عِنْدِي فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِإِنْسَانٍ انْظُرْ أَيْنَ هُوَ فَجَاءَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هُوَ فِي الْمَسْجِدِ رَاقِدٌ فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُضْطَجِعٌ قَدْ سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ شِقِّهِ فَأَصَابَهُ

تُرَابٌ فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُهُ عَنْهُ وَهُوَ يَقُولُ قُمْ أَبَا تُرَابٍ قُمْ أَبَا تُرَاب



Dari Sahl bin Sa’d berkata : “Nama yang paling dicintai Ali bin Abi Tholib adalah Abu Turob (Bapak tanah) dan dia sangat senang kalau dipanggil dengan nama itu. Karena suatu ketika Rosululloh datang ke rumah Fathimah namun beliau tidak menemukan Ali dirumah, lalu Rosululloh bertaya : “Dimana sepupumu (Ali) ? Fathimah menjawab : “Kami sedang ada masalah, lalu dia marah kepadaku, kemudian dia keluar dan tidak tidur siang dirumah.” Maka Rosululloh berkata pada seseorang : “Carilah, dimana dia ? Maka orang itupun datang seraya berkata : “Wahai Rosululloh , Ali tidur di masjid.” Maka Rosululloh pun datang dan saat itu baju beliau terjatuh ketanah, maka beliau pun kena tanah, maka Rosululloh mengusapnya dan mengatakan : “Bangun wahai Abu Turob, bangun wahai Abu Turob.”

(HR. Bukhori : 6280, Muslim : 2409)





Ini cuma dua kasus dari sekian banyak yang ada, yang terjadi pada zaman yang mulia dan dilakoni oleh orang-orang mulia, apakah engkau bisa mengambil pelajaran darinya?

.

C. BELUM TENTU ITU KEWAJIBAN MEREKA

Masak, nyapu rumah, cuci piring, cuci ompol anak sudah menjadi kelaziman umum bahwa itu tugas istri, saya tidak hendak membahas masalah ini, karena ada tempatnya tersendiri insya Alloh, yang disitu insya Alloh anda akan mengetahui bahwa para ulama’ berselisih tajam apakah semua itu tugas istri ataukah suami, namun anggaplah kita ambil pendapat yang mengatakan bahwa itu semua adalah tugas istri dirumah, namun apakah dengan begitu maka berarti seorang suami lepas tangan seraya berkata :



“Itukan tugas dan tanggung jawabmu, tugasmu adalah tugasmu dan tugasku adalah tugasku.” kemudia dengan alasan semacam itu, maka selama suami berada dirumah sepulang kerja atau hari libur maka seakan-akan itu adalah waktu istirahat total yang tidak boleh diganggu ?





Wallohi, tidak wahai saudaraku !!! Lihatlah panutan kita Rosululloh, orang yang sangat sibuk ngurusi dakwah sekaligus ngurusi ummat , bagaimanakah beliau dalam rumahnya ?

Aisyah menceritakan kepada kita apa yang beliau kerjakan :

Ibrohim bin Aswad berkatanya kepada Aisyah : “Apakah yang dikerjakan oleh Rosululloh saat bersama keluarganya ? Aisyah menjawab : “Beliau mengerjakan pekerjaan keluarganya, lalu apabila tiba waktu sholat beliau keluar rumah untuk sholat.”

(HR. Bukhori : 6039)

Bukankah Rosululloh juga pernah menjahit bajunya sendiri …?Bukankah para sahabat Rosululloh juga melakukan hal yang sama … ?





Akhil Aziz, mengaji, ta’lim, kerja kantor dan lainnya adalah sebuah kewajiban, namun ngurusi keluarga juga sebuah kewajiban, orang yang bijak adalah orang yang bisa menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

Lihatlah hadits Handlolah berikut ini :

عَنْ حَنْظَلَةَ الْأُسَيِّدِيِّ قَالَ وَكَانَ مِنْ كُتَّابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَقِيَنِي أَبُو بَكْرٍ فَقَالَ كَيْفَ أَنْتَ يَا حَنْظَلَةُ قَالَ قُلْتُ نَافَقَ حَنْظَلَةُ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ مَا تَقُولُ قَالَ قُلْتُ نَكُونُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ عَيْنٍ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ فَنَسِينَا كَثِيرًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ فَوَاللَّهِ إِنَّا لَنَلْقَى مِثْلَ هَذَا فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَأَبُو بَكْرٍ حَتَّى دَخَلْنَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ نَافَقَ حَنْظَلَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا ذَاكَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ نَكُونُ عِنْدَكَ تُذَكِّرُنَا بِالنَّارِ وَالْجَنَّةِ حَتَّى كَأَنَّا رَأْيُ عَيْنٍ فَإِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِكَ عَافَسْنَا الْأَزْوَاجَ وَالْأَوْلَادَ وَالضَّيْعَاتِ نَسِينَا كَثِيرًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنْ لَوْ تَدُومُونَ عَلَى مَا تَكُونُونَ عِنْدِي وَفِي الذِّكْرِ لَصَافَحَتْكُمُ الْمَلَائِكَةُ عَلَى فُرُشِكُمْ وَفِي طُرُقِكُمْ وَلَكِنْ يَا حَنْظَلَةُ سَاعَةً وَسَاعَةً ثَلَاثَ مَرَّاتٍ *







Dari Handlolah Al Usayyidi (beliau adalah salah satu penulis wahyu Rosululloh ) berkata : “Abu Bakr bertemu denganku lalu berkata: “Bagaimana khabarmu wahai Handlolah?

Saya menjawab : “Handlolah telah munafiq.”

Berkata Abu Bakr : “Subhanalloh, apa yang barusan engkau katakan tadi?.”

Saya menjawab : “Kalau kita sedang bersama Rosululloh, lalu beliau mengingatkan kita akan neraka dan surga seakan-akan kita melihatnya secara langsung, namun apabila kita pulang kita tersibukan dengan istri, anak dan pekerjaan, maka banyak yang kita lupakan.”

Maka Abu Bakr berkata : “Wallohi, saya pun demikian.”

Maka saya dan Abu Bakr datang menemui Rosululloh , lalu saya berkata : “Wahai Rosululloh , Handlolah telah munafiq ? Rosululloh bertanya : “Emangnya kenapa ?”

Saya jawab : “Wahai Rosululloh, Kalau kami sedang bersamamu , engkau ingatkan kami akan neraka dan surga maka seakan–akan kami melihatnya secara langsung, namun apabila kita pulang lalu kami tersibukkan dengan istri, anak, dan pekerjaan maka kami banyak lupa.”





Maka Rosululloh bersabda :

“Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan Nya, seandainya kalian tetap seperti saat kalian bersamaku, niscaya para malaikat akan menyalami kalian saat ditempat tidur maupun di jalanan. Akan tetapi wahai Handlolah, sekali tempo, sekali tempo (tiga kali).”

(HR. Muslim 2750)

Kalau beribadah terus menerus, puasa terus menerus, sholat terus menerus dengan meninggalkan keluarganya saja dilarang oleh Rosululloh, lalu bagaimana dengan lainnya ?





Ummul mu’minin Aisyah menceritakan kepada kita tentang kisah antara Utsman bin Madh’un dengan istrinya, beliau berkata :

“Datang kepadaku Khuwailah binti Hakim bin Umayyah bin Haritsah bin Al Auqoshi as Sulmiyah, dan dia itu adalah istrinya Utsman bin Madh’un, lalu Rosululloh melihat lusuhnya penampilah Khuwailah. Maka beliau bertaya : “Wahai Aisyah, alangkah lusuhnya penampilan Khuwailah.”

Maka saya menjawab : “Wahai Rosululloh , dia itu bagaikan seorang wanita tak bersuami, karena suaminya selalu berpuasa pada waktu siang dan selalu sholat pada waktu malam, maka dia itu seakan-akan tidak punya suami. Oleh karena itu dia biarkan dirinya dan tidak diurus.”





Maka Rosululloh mengirim utusan memangil Utsman bin Madh’un. Dia pun datang.

Maka, Rosululloh bertanya: “Wahai Utsman , apakah engkau membenci sunnahku?

Dia mejawab : Demi Alloh, tidak wahai Rosululloh, bahkan sunnahhmu lah yang saya cari.”

Maka, Rosululloh bersabda : “Namun saya tidur dan sholat, puasa dan berbuka. Saya juga menikah dengan wanita. Takutlah engkau kepada Alloh wahai Utsman, karenakeluargamu mempunyai hak yang harus engkau penuhi, tamumu pun mempunyai hak yang harus engkau penuhi dan dirimu juga mempnyai hak yang harus engkau tunaikan, maka puasa dan berbukalah, sholat dan tidurlah.”

(HR. Ahmad : 26839 dengan sanad shohih)





D. HARGAI DAN JANGAN CARI-CARI KESALAHAN!

Saat Rosululloh pulang dari masjid, lalu datang ke rumah Aisyah dan bertanya :

“Wahai Aisyah, apakah ada makanan ? Maka, Aisyah menjawab :“Tidak ada makanan apa-apa wahai Rosululloh, maka Rosululloh bersabda : “Kalau begitu saya puasa.” (HR. Muslim : 1451)

Terkadang banyak masalah kecil yang bisa memicu permasalahan suami istri. Makanan misalnya, mungkin seorang istri sudah capek-capek masak sambil momong anak, namun tatkala suami datang dan mencicipi makanan, lalu dengan enteng dia mengatakan,





“Masakannya nggak enak”,

” Masak masak sayur rasanya begini”,

atau kata yang senada…
Tentu akan sangat menyakitkan.


Kenapakah kita tidak berusaha meniru jejak Rosululloh?

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَأَلَ أَهْلَهُ الْأُدُمَ فَقَالُوا مَا عِنْدَنَا إِلَّا خَلٌّ فَدَعَا بِهِ فَجَعَلَ يَأْكُلُ بِهِ وَيَقُولُ نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ نِعْمَ الْأُدُمُ الْخَلُّ *

Dari Jabir bin Abdillah bahwasannya Rosululloh minta lauk pada keluarganya, namun mereka mengatakan : “Kita tidak punya apa-apa kecuali cuka.” Maka Rosululloh pun tetap memintanya dan beliau makan dengannya, seraya berkata : “Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.”

(HR. Muslim : 2052)





Apakah benar bahwa cuka adalah sebaik-baik lauk? Tentu semua orang mengatakan tidak, karena daging, keju dan lainya jauh lebih baik, namun kenapa Rosululloh mengatakan hal itu pada istrinya?

Di antara yang bisa ditangkap adalah untuk menyenangkan , menghargai dan tidak melukai hatinya, bukankah beliau yang mengajarkan untuk tidak mencela makanan?

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ إِنِ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ *

Dari Abu Huroiroh berkata :

“Rosululloh sama sekali tidak pernah mencela makanan, jika beliau senang maka beliau makan, namun jika tidak maka beliau tinggalkan.” (HR. Bukhori :5409 , Muslim : 2046)

Rosululloh juga mengajarkan kepada kita kalau pulang dari perjalanan agar janganpulang mendadak tapi harus terlebih dahulu memberitahukan akan kedatangannya.

Dari Jabir bin Abdillah berkata :

“Rosululloh bersabda : “Apabila salah seorang diantara kalian pergi lama, maka janganlah dia pulang mendadak pada waktu malam.”

(HR. Bukhori : 5244)




Ada apakah gerangan (maksud hadits di atas -ed)? Jawabnya, supaya tidak membuka jalan bagi suami untuk mencari-cari kesalahan si istri, atau mungkin agar suami tidak melihat istrinya dalam keadaan yang tidak menyenangkan.

.

E. DALAM KISAH MEREKA TERDAPAT SEBUAH PELAJARAN
Syaikh Mahmud Mahdi al Istanbuli dalam Tuhfatus Arusmenceritakan sebuah kisah yang sangat menarik

Ada seorang laki-laki yang datang keada Amirul Mu’minin Umar bin Khothob dan berkata : “Saya sudah tidak lagi mencintai istriku“.

Maka, Umar berkata : “Sesungguhnya sebuah rumah tangga itu tidak cukup dibangun berdasarkan cinta saja.”

Engkau benar wahai Amirul Mu’minin, memang tidak selamanya dengan cinta, namun ada pengorbanan, terdapat pengabdian serta ditemukan perjuangan.




Imam Ibnul Jauzi dalam Shoidul Khothir menyebutkan sebuah judul yang unik dan menarik : “Bagaimana engkau bersikap pada istri yang tidak engkau cintai.” Ada banyak kisah yang beliau ceritakan , namun saya petik beberapa diantaranya :

Ada seseorang yang bertanya kepada Abu Utsman An Naisaburi : “Apakah amal perbuatanmu yang paling engkau harapkan pahalanya? Dia menjawab : “Dahulu saat saya masih remaja, keluargaku sangat bersemangat menikahkanku namun saya menolak, kemudian datanglah kepadaku seorang wanita dan berkata, “Wahai Abu Utsman , saya mencintaimu, dan saya mohon atas nama Alloh agar engkau menikahiku.

Berkata Abu Utsman, “Lalu sayapun mendatangi bapaknya, ternyata dia itu orang fakir, lalu dia menikahkan aku dan dia sangat gembira. Lalu saat istriku masuk menemuiku ternyata dia itu WANITA YANG “SANGAT JELEK” namun cara pergaulannya kepadaku membuatku tidak bisa keluar. Maka, saya pun tetap berada di tempat dan saya tidak menampakkan kebencian padanya, meskipun sebenarnyahatiku seperti berada di atas tungku api karena memendam kebencian padanya. Saya tetap melakukan itu semua selama lima belas tahun sehingga dia meninggal dunia. Oleh karena itu, tidak ada amal perbuatan yang paling saya harapkan pahalanya melainkan saat aku menjaga perasaan hatinya.”





.

F. AKHIR KALAM

Tiada kata yang paling pantas untuk ku tutup nasehat ini kecuali sabda Rosululloh :

أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا و خياركم خياركم لنسائكم

“Orang mu’min yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya.”

(HR. Ahmad 2/472 dari Abu Huroiroh dengan sanad shohih)

Wallohul Muwaffiq Wallohu A’lam

Entri Populer