Cari Blog Ini

Jumat, 01 April 2011

PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI REMAJA (Telaah Metode Pendidikan Seks pada Remaja)

Sistem organ reproduksi merupakan bagian sistem organ tubuh yang menyokong fungsi tubuh sebagaimana sistem organ pencernaan, pernafasan, pembuangan, dan lainnya. Untuk dapat berfungsi optimal memerlukan masa penyempurnaan pertumbuhan dan perkembangan.

Hanya saja puncak perkembangan organ reproduksi terjadi pada masa remaja dimana manusia mengalami fase ketidakstabilan emosi. Masa ini merupakan masa transisi dari masa anak menuju kedewasaan. Perubahan secara cepat dan mendadak terutama berkaitan dengan organ reproduksinya menjadikan remaja tidak selalu mampu bersikap secara tepat terhadap organ reproduksinya. Ditambah lagi keengganan dan kecanggungan remaja untuk bertanya kepada orang tuanya dan para pendidik semakin menguatkan alasan kenapa remaja sering tidak bijak terhadap organ reproduksinya. Inilah yang mendorong remaja mencari-cari informasi sendiri untuk menambah pengetahuannya dari film, VCD porno, atau dari temannya. Data menunjukkan dari remaja usia 12-18 tahun, 16% mendapat informasi seputar seks dari teman, 35 % dari film porno, hanya 5% dari orang tua. Informasi yang tidak tepat akan mengarahkan remaja pada kegiatan tuna sosial yang merusak masa depannya. Penelitian dari synovate research, 2004 dari 450 remaja Surabaya, Jakarta, Bandung dan Medan menunujukkan 44 % mendapat pengalaman seksual usia 16-18 tahun, 16 % nya usia 13-15 tahun. Remaja sering beranggapan bahwa makna seks dieksploitasi oleh pandangan dan gaya yang tidak islami. Remaja harus berani beda dengan fenomena global life style seperti gaul tidaknya seseorang dilihat dari pengalaman seksualnya, seks sebagai sesuatu yang menyenangkan dan perlu dicoba.

Keadaan ini yang mesti segera diantisipasi. Lingkungan mal-adaptif akan mendorong remaja menderita rasa kecemasan, depresi, dan obsesif kompulsif sehingga rentan dengan tindakan penyimpangan seksual. Remaja memerlukan lingkungan yang adaptif. Orang tua dan pendidik merupakan pilar utama menciptakan lingkungan dimana mereka merasa aman untuk bertanya dan mendapatkan bimbingan.

Perkembangan Organ Reproduksi Remaja

Secara fisik organ reproduksi remaja perempuan (pubertas) dimulai dengan awal berfungsinya ovarium (kandung telur) sampai pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur (memasuki usia reproduksi). Masa ini berkisar 4 tahunan (kira-kira umur

8-14 tahun). Awal usia pubertas dipengaruhi bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Peristiwa penting pada masa ini adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche (haidh pertama) dan perubahan psikis. Sedangkan indung telur (ovarium) mulai aktif mengeluarkan estrogen yang dipengaruhi horman gonadotropin yang diproduksi kelenjar bawah otak. Pada saat yang sama kortex kelenjar supra renal mulai membentuk horman androgen yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan badan. Pengaruh horman-hormon inilah yang menyebabkan pertumbuhan genetalia interna, eksterna, dan ciri kelamin skunder. Genetalia interna dan eksterna akan tumbuh terus untuk mencapai bentuk dan sifat seperti usia reproduksi.

Secara psikis kedua hormon ini membentuk karakter remaja menuju kedewasaan dan memunculkan libido (hasrat seksual). Ada kesan pada remaja, seks itu menyenangkan dan puncak rasa kecintaan yang serba membahagiakan. Remaja memerlukan suasana lingkungan yang aman dan terlindung menuju kearah alam berdiri sendiri dan bertanggung jawab serta dari pikiran yang egosentrik menuju pikiran yang lebih matang. Karakter ini yang harus dibentuk pada diri remaja untuk menentukan sikap yang tepat terhadap organ reproduksinya sebagaiman tujuan diciptakan organ ini.

Pada masa reproduksi menjadi masa terpenting dalam silklus hidup manusia terutama perempuan. Haidh pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genetalia bermakna untuk memungkinkan terjadinya kehamilan.

Seberapa Penting Remaja Memahami Organ Reproduksinya?

Perlunya remaja memahami organ reproduksinya merupakan sebuah proses yang berkelanjutan. Hal ini harus disesuaikan dengan keadaan remaja, baik usia, tingkat kebutuhannya, muatan (isinya). Hal ini diselaraskan dengan kemampuan remaja untuk mencerna informasi seputar seks sehingga tidak berdampak penyalahgunaan informasi yang membahayakan pembentukan karakter moralnya. Pendidikan seks tidak hanya mencakup pertanyaan dan jawaban seputar seks. Keteladanan orang tua dan pendidik, pembiasaan akhlak yang baik, penghargaan terhadap anggota tubuh terutama organ reproduksinya serta penanaman tanggung jawab menjaga aurat organ reproduksinya.

Berdasarkan perkembangan fisik dan kejiwaannya, penanaman informasi seputar seks dapat disesuaikan dengan umurnya:

1. Usia 1-4 tahun

Ketika anak memasuki umur 1-2 tahun, dia sudah mampu mengenali penamaan benda sekitarnya termasuk organ tubuhnya. Pada saat ini dapat dikenalkan organ tubuhnya termasuk organ genetalianya sebagai sebuah keunikan tubuhnya. Memasuki usia 3-5 tahun, anak mempunyai kemampuan mengucapkan kata sederhana dan belajar menjadi pendengar yang baik. Pertanyaan ”mengapa” sering menjadi favoritnya. Dia juga mulai terpengaruh dengan apa yang dilihatnya baik secara langsung maupun lewat tayangan televisi. Pada usia ini anak memerlukan informasi lebih lengkap berkaitan dengan pengenalan jenis kelamin, training toilet, dan sebagainya.

2. Usia 5-7 tahun

Pada usia ini rasa keingintahuan tentang aspek seksual mulai muncul. Sering ada pertanyaan berkaitan dengan organ reproduksinya dan membandingkan dengan orang lain. Dia mulai belajar bersosialisasi sehingga memerlukan bimbingan untuk mengendalikan emosinya terutama eksplorasi terhadap anggota tubuhnya termasuk organ reproduksinya. Peran orang tua dan pendidik dengam mulai mengarahkan kegiatan yang lebih memperjelas identitas jenis kelaminnya seperti perempuan lebih menyukai kegiatan ibunya sedang anak laki-laki menyukai kegiatan ayahnya.

3. Usia 7-10 tahun (masa pra pubertas)

Usia ini merupakan masa mampu membedakan perihal baik dan buruk, mengenali hubungan sebab akibat. Masa yang tepat untuk pengenalan secara mendalam identitas diri terutama organ biologis terhadap lingkungannya. Mengajarkan penjagaan privasi diri, berani menolak terhadap hal yang membahayakannya dan melatih diri untuk menghormati orang lain seperti menanamkan budaya rasa malu, minta izin ketika memasuki kamar orang tua. Membiasakan berdiskusi sederhana tentang fenomena hidup, keunikan organ reproduksinya akan mematangkan jiwa dan mentalnya. Seperti diskusi tentang terjadinya kehamilan memerlukan pertemuan telur dan sperma yang semuanya merupakan kuasa dan kemahaluasan ilmu Alloh.

4. Usia 10-14 tahun (masa pubertas)

Ada perubahan signifikan pada usia ini. Terjadinya menarche, mimpi basah,dan munculnya rasa ketertarikan terhadap lawan jenis. Remaja ini harus sudah memahami batas kesopanan tentang aurot, akhlak pergaulan laki-laki dan perempuan, serta menjaga kemuliaan dan harga dirinya. Menciptakan lingkungan yang kondusif dan menghindarkan dari segala hal yang mampu membangkitkan luapan nafsu dan mampu untuk menguasainya. Seperti menghindarkan dari tayangna film porno, pergaulan bebas dan mengarahkan mereka pada kegiatan positif yang membentuk kematangan berfikir dan pembentukan konsep hidup yang benar.

5. Usia 14-16 Tahun

Masa ini merupakan masa paling kritis. Karena organ repruduksi mulai berfungsi sempurna. Kemampuan untuk bisa hamil menyebabkan remaja harus bersikap tegas dan bertanggung jawab terhadap penggunaan organ reproduksinuya. Orang tua dan pendidik tentunya harus menjamin bahwa secara kematangan berfikir anak mampu mengambil sikap yang benar, memahami konsekuensinya dan dipertanggung jawabkan dihadapan Alloh. Konsep hidup yang meletakkan Alloh sebagai pengatur hidupnya harus sudah menyatu dalam diri remaja.

6. Masa Pemuda (Andolesen)

Masa usia pemuda adalah masa kematangan berfikir, memahami tujuan hidup dan hikmah dalam kehidupannya. Kontrol organ reproduksi terbaik dan satu-satunya yang diperintahkan Alloh adalah pernikahan. Dia akan mampu mengambil sikap yang tepat dalam menjaga organ reproduksinya. Ketika memutuskan untuk menikah akan mengupayakan tentang rencana masa depan dari pernikahnnya. Ketika memutuskan belum mampu menikah maka dia akan berusaha menjaga kehormatan dan kemuliannya dengan menghindarkan dari segala hal yang mengantarkanya pada kemaksiatan dan kemudhorotan.

Pesan Buat Remaja

Aktifitas seksual bukanlah sebagaimana kebutuhan jasmani ketika tidak dipenuhi akan mendatangkan penyakit jiwa dan kematian. Namun ia merupakan bagian dari kebutuhan naluri yang akan mendorong pemenuhan ketika ada stimulus yang datang dari luar tubuhnya. Inilah yang menjadi dasar larangan agama untuk mendekati sarana kemaksitan, menghindari dari perbuatan eksploitasi organ seksual, menjaga mata dari pandangna tuna sosial lainnya. Karena hal tersebut akan menjadi sarana yang mendorong nafsu untuk melakukan tindakan pemanfaatan organ reproduksi secara tidak benar.

Agama telah mengajarkan kepada kita, hakekat diciptakan naluri ini adalah untuk melestarikan jenis keturunan manusia. Dengan pernikahan, akan memadukan cinta kasih suami istri sehingga melahirkan generasi taqwa yang memacarkan rahmat ilahi menuju kehidupan umat yang mulia. Wallohu ’alam...

Tidak ada komentar:

Entri Populer