Cari Blog Ini

Rabu, 28 Juli 2010

mewaspadai perangkap setan

Waspadai Tipu Daya Setan
(KH. Abdullah Gymnastiar)

Sahabat, berikut ini kita akan ungkapkan beberapa tipuan setan yang mungkin akan segera menyergap kita. Satu hal yang harus kita ketahui bahwa kendaraan setan yang telah tersedia pada setiap diri anak Adam adalah nafsu.

Jadi, setan tidak akan mengakali kita kecuali lewat hawa nafsu.
Sedangkan nafsu mempunyai tiga macam tabiat, yakni :

Pertama, hawa nafsu itu senang akan penghargaan, pujian, kemuliaan,
kehormatan, dan harga diri. Setan senantiasa akan memperdaya diri kita
melalui harga diri dan kehormatan. Demi mempertahankan kehormatan dan
harga

diri biasanya kita akan dibisiki setan untuk selalu berpenampilan hebat
dengan pakainan mahal-mahal, kendaraan mewah dan sebagainya. Pendek
kata,
dari hari ke hari kita akan disibukkan oleh tipuan setan tersebut
sehingga
tidak akan segan-segan untuk mengeluarkan uang berapapun hanya karena
ingin

dihargai manusia tanpa peduli bagaimanan pertimbangan hisabnya di
akhirat
kelak.

Bukan tidak boleh kita menjaga penampilan, karena tampil dan serasi itu
bagus. Bahkan Syeikh Abdul Qadir, seorang tokoh tasawuf dan ulama salaf,
kalau bepergian selalu menjaga kebersihan dan penampilan. Akan tetapi,
ia
benar-benar memperhitungkan timbangan hisabnya.

Berbeda halnya dengan orang yang sudah terkelabui setan. Ia tak akan
pernah

peduli dengan pertimbangan hisab di akhirat. Shidqah sedikit, atau
bahkan
tidak pernah, tetapi kalau belanja ke supermarket habis-habisan. Pergi
ke
tempat ibadah jarang-jarang, tetapi bertamasya ke tempat-tempat yang
jauh
dan menghabiskan biaya besar seolah telah menjadi kegiatan rutin.


Demi menjaga harga diri dan gengsi biasanya kita sering over acting.
Jika
marah tampak lebih emosional agar mereka tahu bahwa kita adalah orang
yang
berkuasa dan mempunyai kedudukan. Bahkan tidak jarang dengan mudahnya
meremehkan
dan merendahkan orang lain hanya untuk menunjukkan bahwa kita
bukan remeh dan tidak rendah. Semua itu adalah tipuan setan belaka!

Oleh karena itu, supaya kita tidak terjerumus menjadi orang yang sombong
dan

takabur, kuncinya adalah tawadhu karena sesungguhnyalah kemuliaan itu
datang

dari kerendahan hati. Bukankah kita sendiri merasa muak melihat orang
yang
sombong, penuh keangkuhan, dan gemar menyebut-nyebut kehebatan dirinya?


Kedua, setan selalu membisiki kita agar mengumbar nikmat. Semua indera
kita

ini memang sangat senang akan aneka nikmat, seperti nikmat syahwat,
makanan,

keindahan, perkataan, dan lain-lain.

Nikmat makanan membuat kita semakin banyak berkeinginan untuk memakan
makanan yang enak-enak, tidak peduli halal atau haram. Oleh karenanya,
disunnahkan melaksanakan shaum selama enam hari mulai hari kedua setelah
Idul Fitri, yang pahalanya sama dengan shaum setahun.

Nikmat pendengaran membuat kita cenderung untuk senang mendengarkan
musik.
Karenanya, kita harus mengimbanginya dengan sering-sering mendengarkan
pengajian dan ceramah.


Bagi yang suka berpacaran, biasanya cenderung hanya unyuk mencari
kenikmatan

dan kepuasan syahwat belaka. Mata ini memang suka kepada sesuatu yang
cantik

dan indah, sehingga banyak membuat kita berkeinginan untuk melihat
wanita
baik langsung maupun yang terpampang di majalah-majalah dan iklan-iklan
di
televisi. Karenanya, nafsu syahwat ini harus mampu kita tahan karena
mengumbar kenikmatan itu ibarat meminum air laut, semakin banyak
diminum,
semakin haus kita dibuatnya.


Sementara itu, nikmat mulut membuat kita cenderung ingin selalu
berbicara
banyak-banyak. Bila sudah berbicara, sungguh terasa nikmat, sehingga tak
ingin
berhenti. Oleh karena itu, kita harus mampu menahan dan mengimbanginya
dengan bayak-banyak bertadarus Al Qur'
an.

Sahabat, ketahuilah bahwa semua yang cenderung nikmat itu akan selalu
terus

menerus dikejar setan, sehingga dapat melenakan kita. Kuncinya adalah
berusaha menahan diri jangan sampai setiap keinginan kita dilanjutkan.
Hendaknya setiap kita akan melaksanakan sesuatu itu bertanya dulu.
Apakah
makanan ini halal, haram, atau syubhat? Kalau boleh dimakan, makanlah
jangan

sampai berlebihan. Semua ini tiada lain untuk melatih diri kita agar
tidak
sampai diperbudak oleh hawa nafsu yang sudah dikendalikan setan.


Ketiga, hawa nafsu paling malas kepada taat. Setan pasti akan selalu
memperdaya agar malas kepada taat. Shalat malas, pergi ke masjid malas,
apalagi tahajud, sangat enggan untuk bangun tidur. Baca Qur'an malas.
Kalau

pun kita bershidqah, pasti akan dibisiki setan agar menjadi riya.

Memang, kita akan sangat mudah diperdaya setan melalui sarana sifat
malas
ini. Karena hanya sifat ini yang sangat mudah dimainkan sang setan. Saat
muncul rasa malas untuk beribadah, biasanya otak pun ikut berputar
segera
mencarikan dalih ataupun alasan yang dipandang logis dan rasional,
sehingga

yang nampak nantinya bahwa enggan mengerjakan sesuatu ibadah itu karena
memang jelas alasannya, bukan lantaran malas. Ah, betapa setan pintar
sekali

mengelabui kita.


Nah, untuk memblokade bisikan setan tersebut, usahakanlah kita selalu
segera

berbuat hal sebaliknya dari yang diingini si malas. Bila kita mendengar
adzan berkumandang, maka usahakanlah sekuat tenaga menunda atau
menghentikan

pekerjaan yang sedang digarap, untuk kemudian lekas-lekas pergi ke
masjid.
Bahkan akan lebih baik lagi jika kita selalui mengetahui jadwal waktu
shalat, lalu menetapkan 15 menit sebelum tiba waktu shalat, kita sudah
menghentikan segala bentuk pekerjaan untuk bersiap-siap pergi ke masjid.

Demikian juga kalau malam tiba, tetap mengusahakan sepertiga akhir malam
untuk mendirikan shalat tahajud karena dengan tahajud hidup kita akan
terpelihara dalam kemuliaan. Setiap pagi usahakan menyediakan uang receh
untuk diinfaqkan karena dengan infaq kita akan tertolak dari bencana dan
mati dalam keadaan suul khatimah. Usahakan pula kita selalu membawa
Qur'an
kecil untuk dibaca sewaktu-waktu di sela-sela pekerjaan kita. Bila kita
istiqamah membacanya walaupun hanya beberapa ayat saja, Insya Allah akan
menjadi karomah bagi kita. Semua ini merupakan ikhtiar kita dalam
menghadang

gempuran-gempuran setan yang memang tak kenal lelah.


Ingatlah bahwa setan hanya mampu mempengaruhi kita dengan bisikan. Tak
ada
setan yang menerkam kita. Hati ini menjadi rusak karena kita kalah dan
tak
berdaya menghadapi bisikannya yang memang tidak terasa dan tanpa kita
sadari. Oleh karena itu, bila muncul rasa malas untuk beribadah, itu
berarti
bisikkan setan tengah merasuk menguasai hati. Segeralah lawan dengan
segenap

kemampuan dengan cara melakukan ibadah yang dimalaskan tersebut. Sekali
lagi, bangun dan lawan!

Latihlah diri kita agar jangan sampai diperbudak oleh segala bentuk
kenikmatan. Latihlah diri kita agar selalu dalam keadaan taat kepada
Allah.

Dan jangan lupa, berlindunglah selalu kepada-Nya dari segala godaan
setan
yang terkutuk, niscaya kita akan diberi kekuatan untuk terhindar dari
segala

tipuan setan. Insya Allah!***

Tidak ada komentar:

Entri Populer